Rembang – Pihak Satpolair Polres Rembang mengingatkan kaum nelayan untuk tidak memaksakan diri berangkat melaut, apabila merasakan gejala kurang enak badan.
Hal itu menyusul beberapa kali peristiwa nelayan meninggal dunia di tengah laut, karena sakit.
Kejadian terbaru, seorang nelayan asal Rembang dilaporkan meninggal dunia dan jenazahnya perkiraan tiba di Pelabuhan Tasikagung, Rembang, Selasa malam (25/10). Korban bernama Nur Kolis (43 tahun), warga Desa Waru, Rembang, anak buah kapal (ABK) KM Mulya 4.
Kepala Satuan Polisi Air Polres Rembang, AKP Sukamto menjelaskan informasi sementara yang diterima, korban di atas kapal jatuh sakit, kemudian dititipkan ke kapal lain yang kebetulan akan pulang ke Pelabuhan Tasikagung, Rembang. Namun di tengah pelayaran, korban meninggal dunia.
“Kapalnya posisi baru berangkat, lalu korban dititipkan ke kapal lain. Saat posisi akan pulang itulah, korban meninggal dunia. Info yang kami terima seperti itu. Nanti kalau ada perkembangan kabar, kita sampaikan lagi mas, “ ujarnya.
Sukamto menambahkan faktor kesehatan menjadi tolok ukur utama, sebelum nelayan berangkat melaut. Apalagi di kawasan pelabuhan juga sudah dibuka kantor layanan kesehatan.
Ketika merasakan tidak enak badan, menurutnya lebih baik nelayan jangan berangkat melaut. Lebih-lebih kondisi cuaca di darat dengan di laut, jauh berbeda.
“Di tengah laut, ombak dan angin lebih kuat, jadi dibutuhkan kondisi fit. Himbauan sudah sering kita sampaikan kepada pemilik kapal dan nahkoda, dicek betul kondisi kesehatan anak buah kapal (ABK) sebelum melaut. Syarat utama itu. Bisa saja karena terdesak kebutuhan ekonomi, nelayan tetap melaut, meski kondisi kurang fit, “ beber Kasat Polair.
Sebelumnya tahun 2013 lalu, seorang nelayan asal Turusgede, Rembang meninggal dunia di tengah laut, karena sakit asmanya kambuh. Kemudian tahun 2015 nelayan asal Kelurahan Tanjungsari meninggal dunia di atas kapal, lantaran sakit.
Disusul rentetan peristiwa berikutnya, terjadi hampir setiap tahun. Bulan September 2022, nelayan warga Desa Pasar Banggi juga meninggal dunia akibat sesak nafas, saat kapalnya mencari ikan di sekitar Pulau Bawean Gresik, Jawa Timur. (Musyafa Musa).