PPRSS : 250 Juta Setiap Titik, Bedah Rumah Plus Buka Usaha
Rumah pasangan Sulasmin dan Ida Ratus Saadah di Dusun Bagel Desa Mondoteko yang akan dibedah melalui PPRSS.
Rumah pasangan Sulasmin dan Ida Ratus Saadah di Dusun Bagel Desa Mondoteko yang akan dibedah melalui PPRSS.

Rembang – Sebuah rumah tidak layak huni (RTLH) di Dusun Bagel Desa Mondoteko Rembang, Jawa Tengah, hari Jum’at (17 November 2023) menjadi sasaran bedah rumah.

Tidak tanggung-tanggung, rumah milik pasangan Sulasmin dan Ida Ratus Saadah tersebut, mendapatkan alokasi anggaran Rp 150 Juta dari Program Pemilikan Rumah System Sponsorship (PPRSS).

Selain itu, pasangan Sulasmin dan Ida juga akan menerima 1 ton minyak goreng beserta alat penyulingan senilai Rp 40 Juta untuk kemudian dijual kembali seharga Rp 14 ribu per liter dan uang modal usaha sebesar Rp 50 Juta.

Banyak masyarakat yang penasaran, total bantuan Rp 240 Juta itu berasal dari mana ?

Koordinator Lapangan (Korlap) Program Pemilikan Rumah System Sponsorship Kabupaten Rembang, Marjuki menyebut di wilayah Kabupaten Rembang mendapatkan kuota penerima 183.

“Sampai hari ini, Jum’at (17/11) yang sudah mendaftar antara 40 – 50 orang, jadi kuotanya masih cukup banyak,” ungkapnya.

Marjuki menambahkan sumber anggaran bukan dari pemerintah. Tapi ia mengklaim berasal dari dana corporate social responsibility (CSR) luar negeri yang disalurkan ke Indonesia, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Selain penataan rumah, penerima juga harus merintis usaha.

“Setelah rumah selesai, minyak goreng sudah diterima, barulah penerima memperoleh dana usaha Rp 50 Juta. Usaha tersebut sudah ada surat pernyataan dari yang bersangkutan. Mau dagang, pertanian, peternakan atau usaha lain, monggo,” bebernya.

Pria warga Desa Randuagung Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang ini memperinci uang bantuan Rp 250 Juta berbentuk rekening akun virtual (virtual account) di Bank BRI. Virtual account merupakan sebuah metode pembayaran digital.

“Tidak bisa kalau penerima ingin minta dalam bentuk uang semua. Kecuali yang 50 Juta untuk modal usaha, itu ditransfer ke rekening pribadi penerima,” terang Marjuki.

Ia membenarkan ada biaya Rp 2,5 Juta untuk aktivasi, tapi sejatinya uang tersebut kembali lagi ke penerima.

Alasannya, dari total Rp 250 Juta dipotong pajak menjadi Rp 237.500.000. Setelah pendaftar melengkapi semua persyaratan, kemudian aktivasi, uang Rp 2,5 Juta juga masuk lagi ke virtual account milik pendaftar, sekaligus genap menjadi Rp 240 Juta.

“Syarat-syarat pendaftaran, KTP, email, no WA dan sertifikat tanah. Nanti kalau sudah, syarat-syarat yang lain menyusul. Termasuk NPWP, buku nikah, KTP, KK discan, pas foto,” ujarnya.

Sulasmin, warga Dusun Bagel selaku penerima bantuan mengaku bersyukur rumahnya yang sering bocor kalau hujan deras, akan segera dirombak total. Semua pengerjaan, ditangani oleh pemborong yang sudah ditunjuk dalam program PPRSS.

“Bagian atas rumah saya, terbuat dari bambu. Saya pilih hari Minggu dimulai, semoga menjadi semakin layak. Kalau usaha, kebetulan saya punya usaha rental pengetikan, nanti pengin saya kembangkan,” kata Sulasmin.

Sementara itu, Direktur Program Pemilikan Rumah System Sponsorship (PPRSS), Muhammad Rifai menyampaikan pihaknya ingin menyalurkan dana dari sponsor untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama pasca pandemi Covid-19.

“Kita coba membantu sesuai kemampuan kita, sekaligus membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan. Jadi semangat awal kita, dana dari sponsor, betul-betul dinikmati oleh orang yang membutuhkan. Sasaran utama kita, warga yang punya usaha atau warga yang punya keinginan buka usaha,” tandasnya.

Rifai menimpali kalau masyarakat ada pertanyaan, sebaiknya ditujukan kepada pihak-pihak yang memahami program tersebut, supaya tidak memicu kesalahpahaman.

“Jangan orang tidak tahu, kemudian memberikan penjelasan. Justru saya khawatir malah menyesatkan,” pungkas pria asal Pekalongan ini. (Adv).

News Reporter

2 thoughts on “PPRSS : 250 Juta Setiap Titik, Bedah Rumah Plus Buka Usaha

Tinggalkan Balasan