Rembang – Pemerintah Kabupaten Rembang menutup sementara 2 lokasi pasar hewan, sebagai bahan untuk melakukan evaluasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi Dan UMKM Kabupaten Rembang, M. Mahfudz menjelaskan dua pasar hewan yang ditutup sementara, yakni di Kragan dan Pamotan. Masing-masing ditutup dua kali pasaran.
“Untuk Pasar Hewan Kragan tiap Sabtu, tanggal 28 Mei dan 04 Juni, sedangkan Pasar Hewan Pamotan tiap hari Selasa, tanggal 31 Mei dan 07 Juni 2022, “ terangnya, Jum’at (27/05).
Setelah nantinya ditutup sementara, Pemkab akan mengevaluasi apakah kebijakan tersebut efektif menekan penyebaran penyakit mulut dan kuku atau tidak.
“Kira-kira dua kali pasaran itu, kasus akan tetap meningkat atau menurun. Setelah evaluasi, akan ditentukan langkah selanjutnya, “ kata Mahfudz.
Mahfudz menambahkan di dua pasar hewan itu, terutama Pamotan, sering didatangi para pedagang luar daerah, seperti Jawa Barat maupun Jawa Timur.
“Mereka tidak hanya kulakan dari pasar situ, tetapi juga menjual ternaknya, sehingga mobilitas ternak lintas provinsi ini cukup tinggi, “ bebernya.
Ia membenarkan kebijakan penutupan pasar akan berdampak pada berkurangnya pemasukan retribusi daerah. Namun pihaknya mengutamakan kepentingan lebih besar, supaya tidak semakin banyak hewan ternak terkena PMK.
“Tentu akan mengurangi retribusi, tapi kita lebih mengutamakan keselamatan hewan ternak kita, “ pungkasnya.
Sementara itu, data terbaru di Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, kasus penyakit mulut dan kuku sudah mencapai 113 kasus, menyebar di 9 kecamatan. 2 ekor sapi diantaranya mati.
Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan, Agus Iwan Haswanto menyebut tingkat kesembuhan sapi pada kisaran 8 %, dari total kasus.
“Kami akan optimalkan peran peternak untuk bisa membantu penyembuhan, karena luka di kuku dan mulut perlu terapi harian, agar cepat pulih, “ ujarnya.
Petugas lapangan juga terus berupaya melakukan penanganan, dengan cara memberikan vitamin dan antibiotik.
“Untuk lukanya disemprot antibiotik luar. Beberapa sapi yang agak parah, akan ditambah injeksi analgesik dan antipiretik mas, “ tandas Agus. (Musyafa Musa).