Keluarga Korban Menanti Kepastian, Bunuh Diri Atau Dibunuh
Nyardani, berada di dekat pusara makam sang ayah, Parmin, Kamis (01/04).
Nyardani, berada di dekat pusara makam sang ayah, Parmin, Kamis (01/04).

Sulang – Peristiwa meninggalnya Parmin (62 tahun), warga Dusun Bogo, Desa Sudo, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang yang tergantung dengan seutas tali di atas pohon mangga, area perkebunan turut tanah Dusun Pondok Desa Sukorejo, Kecamatan Sumber, masih menyisakan penasaran di tengah keluarga korban.

Salah satu anak korban, Nyardani, warga Dusun Brabo, Desa Karangsari, Kecamatan Sulang membeberkan sejumlah kejanggalan.

Pertama, umumnya korban bunuh diri memiliki ciri lidah menjulur. Tapi tidak demikian dengan sang ayah. Kejanggalan berikutnya, batang pohon mangga yang digunakan untuk bunuh diri sangat pendek, dari tanah setinggi 2 Meteran, sehingga kedua kaki korban menekuk ke belakang dan posisi lutut menjadi tumpuan ke tanah. Menurutnya, kondisi tersebut tidak masuk akal.

“Batang pohonnya juga kecil, apa iya mampu menahan beban bapak saya sampai meninggal dunia. Lha wong kakinya saja nglengsreh di tanah, “ tuturnya, Kamis (01 April 2021).

Ia dan bapaknya kebetulan tinggal di kampung berbeda. Nyardani berada di Dusun Brabo, Desa Karangsari, Kecamatan Sulang, sedangkan sang bapak di Dusun Bogo, Desa Sudo, Kecamatan Sulang. Jaraknya sekira 3 kilo meter. Untuk TKP sendiri, di Dusun Pondok Desa Sukorejo, Kecamatan Sumber atau berjarak sekira 1 kilo meter, sebelah selatan Dusun Brabo.

Parmin yang berprofesi sebagai pedagang kambing, pamit keluar rumah, Senin sore lalu (29/03) pukul 15.00 Wib, untuk keperluan mencari dagangan. Sampai Maghrib tak kunjung pulang, pihak keluarga mencari ke berbagai tempat. Baru pada Selasa sore (30/03), Parmin ditemukan tewas tergantung.

“Bapak saya orangnya disiplin, biasanya pulang jam 4 Sore. Waktu saya dikabari belum pulang, katanya ke Desa Kaliombo, Sulang. Saya cari ke sana nggak ketemu, “ imbuh Nyardani.

Nyardani mengenal sosok ayahnya sebagai pribadi yang baik dan tidak pernah bercerita punya masalah. Ia berharap kepolisian bisa mengungkap tabir kasus tersebut, apakah murni karena bunuh diri atau dibunuh.

“Kenapa saya setuju jenazah diautopsi, supaya ada kepastian. Kepengin terungkap, bunuh diri atau dibunuh, “ pungkasnya.

Sementara itu, pemilik kebun mangga yang mengetahui kali pertama korban tergantung, Siti Aminah mengakui lokasi TKP memang sepi, meski pada siang hari sekalipun. Kanan kirinya cukup rimbun oleh pohon jati dan tanaman tebu.

Siti juga masih trauma, jika mengingat peristiwa tersebut. Bahkan sangking kagetnya, motor yang ia bawa sampai roboh di TKP, begitu memergoki ada pria tergantung di atas pohon mangga.

“Saya langsung teriak-teriak waktu itu, kemudian ada warga mendekat untuk mengecek dari dekat. Saya bilang, apa ini orang asli Brabo yang nikah dapat warga Dusun Bogo dan katanya hilang itu, “ terangnya.

Siti Aminah maupun dua anak korban sudah dimintai keterangan oleh penyidik Reskrim Polres Rembang.

Kepala Satuan Reserse Dan Kriminal Polres Rembang, AKP Bambang Sugito menjelaskan barang berharga milik korban, seperti uang, HP dan sepeda motor masih utuh di sekitar TKP. Kalau pemeriksaan awal, diduga korban bunuh diri. Tapi pihaknya masih menunggu hasil autopsi, untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian Parmin, sekaligus menentukan langkah-langkah selanjutnya.

“Belum kami ketahui, kapan hasil autopsi dari Labfor turun, “ ujar Kasat Reskrim. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan