Rembang – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R. Soetrasno Rembang tidak bisa dipaksakan lagi, kalau jumlah pasien Covid-19 terus berdatangan, sedangkan 134 tempat tidur di ruang isolasi sudah penuh, hari Minggu (20 Desember 2020).
Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, Sarwoko Mugiyono menyampaikan masalah tersebut, menanggapi fenomena lonjakan pasien Covid-19.
Ia mengatakan sejauh ini belum ada rencana apakah RSUD dr. R Soetrasno akan dijadikan rumah sakit khusus Covid-19, sedangkan dua rumah sakit swasta lainnya RS Bhina Bhakti Husada dan RSI Arafah hanya untuk pasien non Covid-19. Semua tergantung kebijakan Bupati Rembang, menyesuaikan hasil kajian dan perkembangan situasi.
Tapi untuk sementara, Puskesmas diperintahkan membuat ruang isolasi guna menangani pasien Covid-19 dengan gejala ringan. Tujuannya, supaya bisa memecah dan tidak terpusat di RSUD dr. R Soetrasno saja.
“Kita sekarang optimalkan potensi Puskesmas, soalnya RSUD di Rembang sudah menangani luar biasa, nggak bisa dipaksakan lagi. Beda kalau memang rumah sakit akan difokuskan untuk Covid-19, tapi saat ini belum, soalnya ada plus minusnya. Tinggal pak Bupati nanti seperti apa, “ ungkap Sarwoko.
Disinggung tentang tempat isolasi terpusat, Sarwoko menambahkan Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang masih mempertimbangkan faktor fasilitas, sanitasi, kelayakan dan tenaga yang menangani. Termasuk Gelanggang Olahraga (GOR) Mbesi Rembang yang pernah disebut-sebut bisa untuk tempat isolasi terpusat, apabila lonjakan Covid-19 tidak terkendali.
“Memang mau nggak mau dalam kondisi seperti ini perlu persiapan, ada alternatif lain. Nantinya mau digunakan atau tidak, yang penting kita siap. Khusus GOR belum ditentukan, “ imbuhnya.
Menurut Sarwoko bagi warga positif Covid-19 yang tidak mengalami gejala sakit, sejauh ini diminta mengisolasi diri di rumah masing-masing, paling tidak selama 14 hari, sesuai masa inkubasi atau penyebaran virus di dalam tubuh. (Musyafa Musa).