Warga Terseret Ombak, Tradisi Melempar Kelapa Muda Ke Laut Saat Isteri Mitoni
Korban saat dievakuasi masyarakat sekitar lokasi kejadian. (ntz).
Korban saat dievakuasi masyarakat sekitar lokasi kejadian. (ntz).

Sarang – Kondisi Ahmad Mukminin (30 tahun), warga Desa Bajingjowo Kecamatan Sarang yang sempat tenggelam terseret ombak, berangsur-angsur mulai membaik.

Kepala Desa Sarangmeduro, Mohammad Soib menjelaskan korban sudah sadar, namun masih lemah.

Menurut informasi yang disampaikan petugas medis, kemungkinan paru-parunya kemasukan pasir laut, sehingga masih dalam proses pembersihan.

“Korban mas Mukminin ini aslinya dari Desa Bajingjowo, tapi domisili di Desa Sarangmeduro, karena kebetulan dapat isteri orang sini. Malah rumahnya dekat rumah saya mas. Tadi pihak kerabat saya tanya, korban sudah sadar. Cuman masih lemah dan sesak nafas. Do’akan semoga lekas pulih,” terangnya, Jum’at sore (07 Februari 2025).

Soib menambahkan kejadian tersebut bermula saat isteri Ahmad Mukminin memasuki masa usia kehamilan 7 bulan, berlangsung selamatan mitoni.

Sesuai adat tradisi setempat, biasanya melarung kelapa muda atau cengkir, dengan harapan kelak ketika proses kelahiran diperlancar.

Kamis sore itu (6/02), Mukminin melemparkan kelapa muda ke laut. Diduga terjatuh, kemudian terseret arus pesisir pantai utara yang cukup kuat.

“Mas Mukminin mengenakan sarung, entah keskrimpet atau kepleset, jatuh dan terseret arus laut menuju ke utara,” kata Kades mengutip penjelasan saksi di TKP.

Sejumlah warga yang memergoki, langsung berupaya memberikan pertolongan. Korban sempat tidak sadarkan diri, dibawa ke Puskesmas terdekat.

Namun karena kondisinya darurat, selanjutnya dirujuk menuju RSUD dr. R. Soetrasno Rembang. Hinga Jum’at malam masih menjalani perawatan intensif. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan