Rembang – Peran Desa Tangguh Bencana (Destana) lebih dioptimalkan, setelah curah hujan meningkat, pada awal bulan Januari 2024 ini.
Kepala Bidang Pencegahan Dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang, E. Risangsoko menjelaskan upaya pemetaan bencana sudah dilaksanakan.
Termasuk di Desa Tangguh Bencana juga ada forum pengurangan resiko bencana, sehingga bisa menjadi sarana memperluas informasi.
“Dari daerah sudah mengantisipasi, terkait dengan mitigasi. Kita manfaatkan Destana untuk menghadapi musim penghujan, terutama di Januari dan Februari besok, saat prakiraan puncak penghujan,” tandasnya.
Risangsoko menambahkan di Kabupaten Rembang sudah ada 28 Desa Tangguh Bencana. Jika mengacu rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), sampai tahun 2026 ditargetkan akan terbentuk 100 Destana.
“28 Destana itu berasal dari berbagai sumber, murni anggaran kabupaten maupun anggaran provinsi. Targetnya 100 sampai tahun 2026,” imbuh Risangsoko.
Selain itu, masyarakat sendiri juga bisa melakukan upaya pencegahan sekaligus deteksi dini, manakala terjadi cuaca buruk.
Lebih-lebih pada peralihan musim seperti sekarang, biasanya rentan sambaran petir dan angin puting beliung.
Menurut catatan R2B, bulan Desember 2023, seorang perempuan di Dusun Semen Desa Sekarsari Kecamatan Sumber meninggal dunia tersambar petir, saat berada di lahan persawahan. (Musyafa Musa).