Rembang – Perputaran uang dari hasil panen tembakau di Kabupaten Rembang selama tahun 2023 diperkirakan mencapai Rp 503,84 Miliar atau setengah triliun lebih.
Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto membeberkan data tersebut, saat Sarasehan Petani di kantor Dinas Pertanian Dan Pangan, hari Rabu (20 Desember 2023).
Angka Rp 503,84 Miliar muncul, berdasarkan perhitungan luas lahan tembakau 6.298 hektar. Rata-rata menghasilkan 2 ton per hektar, sehingga total produksinya mencapai 12.596 ton tembakau kering rajang.
Setelah itu, dikalikan dengan harga rata-rata Rp 40.000 per Kg.
“Uang yang beredar dari tembakau Rp 503,84 Miliar, jadi hampir seperempat APBD kita (Rembang),” kata Agus.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz menilai hasil tersebut luar biasa. Ia mengisahkan cerita mengejutkan dari seorang pegawai Bank BRI Sumber, yang menyampaikan seumpama bank bisa menolak orang menabung, pasti akan ditolak. Hal itu menyusul penghasilan petani tembakau terus meningkat.
“Seumpama bank boleh nolak orang nabung, saya tolak pak, gitu bilangnya. Tapi kan nggak boleh. Soalnya nabung thok, ora iso adol kan bank ya rugi. Infonya, sandhek-ndheke wong ning Sumber, nabunge wis Rp 50 Juta,” kata Hafidz.
Bupati memberikan sinyal perusahaan mitra petani tembakau di Kabupaten Rembang akan bertambah, selain PT Sadana Arif Nusa.
Langkah itu bertujuan supaya kompetisi semakin sehat dan tidak terjadi monopoli.
“Sekarang ada Sadana, mungkin nanti ada yang lain. Apalagi Djarum juga sudah buat pabrik di Landoh Kecamatan Sulang seluas 2 hektar, infonya butuh kira-kira tiga ribu karyawan. Kemudian di jalan lingkar juga ada. Artinya, kalau soal tembakau, tidak perlu khawatir,” tandasnya.
Bupati menimpali kalau melihat trend yang positif ini, sangat memungkinkan luas lahan tembakau di Kabupaten Rembang pada tahun-tahun mendatang akan bertambah luas. (Musyafa Musa).