Rembang Semakin Dikepung Produk China, Sekelas Tusuk Gigi Saja Sudah Merajai
Tusuk gigi buatan China yang dijual di salah satu mini market di Rembang.
Tusuk gigi buatan China yang dijual di salah satu mini market di Rembang.

Rembang – Produk-produk dari China semakin membanjiri Kabupaten Rembang. Namun hal itu jarang disadari masyarakat.

Wijayanti, seorang ibu rumah tangga mencontohkan tusuk gigi saja, banyak dari China.

“Kalau di mini market, coba amati tusuk gigi, buatan mana, rata-rata dari China. Lebih banyak malah, daripada tusuk gigi buatan lokal. Itu baru barang kecil ya sekelas tusuk gigi,” tuturnya, Selasa (03/10).

Ia juga sempat berbelanja ke sebuah toko di Rembang yang baru dilaunching. Ternyata banyak pula produk-produk China dengan harga murah.

“Kebetulan anak saya membeli tempat sampah mini, harganya cuma Rp 14 Ribu. Saya tengok bagian bawahnya, Made In China. Belum lagi piring, mangkok, sandal, topi, serba dari China sekarang,” imbuh Wijayanti.

Kepala Dinas Perdagangan Koperasi Dan UKM Kabupaten Rembang, M. Mahfudz mengatakan dengan adanya pasar bebas sangat memungkinkan produk-produk dari luar negeri merambah sampai daerah. Pihaknya tak bisa menolak atau bahkan melarang.

“Kalau yang ada di masyarakat, kita tidak bisa menolak, karena sudah menjadi kesepakatan antar negara, terkait pasar bebas. Tapi untuk di kalangan pemerintah, saat pengadaan barang/jasa, kita diwajibkan melalui sebuah sistem yang mengharuskan pakai produk sendiri, namanya tingkat komponen dalam negeri (TKDN),” terangnya.

Mahfudz mengakui banjirnya produk luar negeri terutama dari China, tetap akan memukul sektor usaha kecil menengah (UKM).

“Pasti ada, soalnya harga produk dari China cenderung lebih murah ketimbang produk lokal, itu merugikan temen-temen UMKM,” beber Mahfudz.

Meski demikian ia berharap pelaku UKM jangan mudah menyerah, namun selalu menjaga kualitas dan mengembangkan inovasi, sehingga mampu bersaing.

“Tetep produktif dengan menjaga kualitas. Jangan lupa inovasi, supaya bisa bersaing. Kami selalu mengajak masyarakat, kalau bisa membeli produk dalam negeri,” pungkasnya.

Dikutip dari laman cnbc Indonesia, harga produk dari China lebih murah, karena upah buruh rendah, biaya produksi efisien, kebijakan pajak yang meringankan dunia usaha dan mendapatkan subsidi besar-besaran dari pemerintah setempat. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan