Rembang – Pengembangan buah sawo memiliki prospek cukup bagus, karena tanaman ini cocok dibudidayakan dengan kondisi cuaca dan lahan di Kabupaten Rembang.
Tercatat ada 4 Desa menjadi penghasil terbesar buah sawo, diantaranya Desa Sedan dan Desa Sidorejo Kecamatan Sedan, kemudian Desa Sendangmulyo Kecamatan Bulu dan Desa Sumberejo (Gayam) Kecamatan Pamotan.
Kepala Desa Sendangmulyo Kecamatan Bulu, Bambang Istiyono mengungkapkan budidaya sawo di kampungnya lebih banyak memanfaatkan lahan pekarangan di sekitar rumah.
“Yang di pekarangan rumah, banyak mas. Kalau ratusan pohon ya lebih, “ tuturnya, Selasa (22/08).
Namun karena hasilnya tergolong lumayan ketika panen, belakangan ini warga juga mulai menanam lebih intensif di area perkebunan. Apalagi soal penjualan, relatif sangat mudah. Bahkan sering pengepul buah datang sendiri untuk mencari barang.
“Yang nanam di kebun, usianya baru 3 – 4 tahun. Kalau bibit tanam kecil, memang agak lama buahnya. Ada juga dua pohon besar di dukuh kami itu, sering didatangi pengepul, kalau pas panen, “ kata Bambang.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto mengakui daerahnya memiliki varietas sawo unggul. Berdasarkan data, jumlah pohon sawo di Kabupaten Rembang mencapai 10.700 pohon, dengan rata-rata produktivitas 325 Kg per pohon.
Pihaknya mencatat produktivitas setiap tahun, buah sawo di Kabupaten Rembang sudah menembus 3.480 Ton. Selain Kecamatan Sedan yang menjadi penghasil terbesar, beberapa kecamatan penopang meliputi Kragan, Bulu dan Pamotan.
“Terkenal dengan sawo Sedan dan sudah diregistrasi di kementerian. Sebaran sawo sudah agak merata ini, “ bebernya.
Agus mengamati kedepan sawo merupakan komoditas buah yang potensial untuk dikembangkan, dengan cara memperbanyak bibit.
“Kalau melihat harganya, berkisar Rp 10 – 20 Ribu per Kg, tergantung ukuran dan keragaman buahnya, “ ujar Agus.
Menurutnya, selain memenuhi pangsa pasar lokal, buah sawo dari Kabupaten Rembang juga sudah menjadi pemain penting di pasar Jawa Tengah, bahkan sampai keluar provinsi. (Musyafa Musa).