Sarang – Seluruh warga sekolah SMP N I Sarang mendeklarasikan gerakan Stop Bullying atau Anti Perundungan, Sabtu (04/02).
Langkah tersebut guna mendukung kurikulum merdeka, dalam rangka Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Koordinator P5 SMP N I Sarang, Nurul Khakim mengatakan kampanye semacam ini untuk mengingatkan kembali kepada para siswa, serius menghindari bully atau perundungan. Tetapi sebaliknya satu sama lain bisa saling menghargai.
“Tidak saling menyakiti, tidak saling membully. Ini menjadi bagian penerapan kurikulum merdeka, “ tandasnya.
Khakim menimpali siswa kemudian membubuhkan tanda tangan deklarasi anti perundungan, sebagai bentuk dukungan.
“Tema kali ini bangunlah jiwa dan raganya, “ kata Khakim yang juga Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum ini.
Kepala SMP N I Sarang, Sudrajad menekankan gerakan anti perundungan ini tidak hanya untuk lingkungan sekolah saja, tetapi di manapun siswa berada.
Dengan cara tersebut, siswa akan turut menciptakan situasi yang aman, nyaman dan menyenangkan.
“Di manapun kita berada, ojo do tukaran, ojo do saling mengusik. Lebih asyik tanpa mengusik. Tentunya harus kita mulai dari diri sendiri, “ terangnya.
Dalam kegiatan tersebut, hadir pula Kanit Bimbingan Masyarakat (Binmas) Polsek Sarang, Aiptu Bambang Supriyadi menyampaikan seruan tentang bahayanya perundungan. Bisa saja hal itu berbuntut proses hukum, kalau akhirnya bully memicu perkelahian maupun penganiayaan.
“Maka sedini mungkin, ayo kita bersama-sama cegah perundungan, “ tegas Aiptu Bambang.
Selanjutnya kegiatan ditutup dengan outbond, untuk mengakrabkan sekaligus meningkatkan rasa kekompakan siswa. (Musyafa Musa).
Bergaul asyik tanpa mengusik.