

Rembang – SMA N 3 Rembang, hari Kamis (02 Februari 2023) mempunyai gawe besar-besaran, yang jarang ditemukan di sekolah lain.
Di dekat pintu gerbang terdapat janur kuning melengkung, sebagai simbol bahwa sekolah tersebut mengadakan hajat pernikahan.
Tampak iring-iringan siswa menggelar prosesi lamaran. Tidak main-main, karena barang yang dibawa untuk seserahan, begitu lengkap. Alunan musik gamelan juga turut mengiringi.
Tak berselang lama, mempelai pengantin pria dan wanita dipertemukan, dengan menggunakan tradisi adat Solo ala Kabupaten Rembang. Keduanya kemudian duduk di kursi pelaminan.
Halaman sekolah pun penuh sesak, karena pemandangan semacam ini baru kali pertama.
Suasana semakin semarak, karena pesta pernikahan diramaikan oleh sejumlah hiburan, seperti tari orek-orek, thong-thong lek dan gulat khas Pathol Sarang.
Uniknya, mempelai pengantin ini tidak akan berbulan madu. Lha kok bisa ?? Ternyata dua siswa yang duduk di pelaminan, Hendika Variano pelajar asal Desa Seren Kecamatan Sulang dan Yohana Nurwulansari warga Mbesi Desa Kedungrejo Rembang, hanya kebagian peran atau sandiwara saja.
Rangkaian kegiatan tersebut merupakan program sekolah, untuk penguatan profil pelajar Pancasila.
Kepala SMA N 3 Rembang, Hedi Wibowo menuturkan pihaknya mengambil tema kearifan budaya lokal Kabupaten Rembang, yang dikemas dalam prosesi pernikahan adat Jawa Tengah.
Tidak sekedar dikenalkan kepada siswa, tetapi mereka melakukannya secara langsung.
“Manten adat Rembang, didukung hiburan tari orek-orek, thong-thong lek dan Pathol Sarang. Jadi siswa mengenal, mempelajari dan mempraktekkan, “ tuturnya.
Hedi berharap dengan cara itu, siswa akan lebih mencintai budayanya sendiri, di tengah serbuan budaya asing.
“Diperlukan waktu sebulan latihan untuk menyiapkan semua ini, “ beber Hedi.
Sementara itu, salah satu siswi yang berperan sebagai pengantin perempuan, Yohana Nurwulansari mengaku meski agak malu, namun tetap merasa senang. Apalagi di sepanjang pertunjukan, banyak sekali yang meminta foto bareng.
“Awalnya begitu, tapi akhirnya bisa mengikuti alur skenario yang sudah ditentukan. Banyak yang minta foto tadi, “ ungkapnya.
Yohana berharap kegiatan ini bisa memberikan manfaat, sesuai tujuan semangat dari pelajar Pancasila.
“Semoga bisa menambah pengetahuan kearifan lokal dari daerah saya, “ tandasnya.
Usai prosesi, warga sekolah menutupnya dengan makan-makan di sebuah usaha baru SMA N 3 Rembang, untuk sarana pembelajaran sekaligus pemberdayaan. Menu yang tersaji pun spesial, seperti layaknya pesta pernikahan sungguhan.
Nah..inovasi-inovasi semacam ini kedepan akan terus digelorakan, untuk mendukung kurikulum Merdeka Belajar. (Musyafa Musa).