Rembang – Perbaikan lampu di kawasan Alun-Alun Rembang sangat memusingkan, karena mayoritas instalasi jaringan bawah mengalami kerusakan. Kondisi itu diperparah tidak adanya gambar jaringan.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Rembang, Taufiq Darmawan ketika dikonfirmasi membenarkan masalah tersebut.
Ia mengungkapkan setelah Alun-Alun dilimpahkan dari Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman (DPKP) kepada DLH per Januari 2022, sebagian besar lampu utama di tiang atas mati. Dari total 16 lampu, hanya 4 unit yang menyala.
“Lampu utama hampir seluruhnya padam, sempat pusing juga saya itu, “ tuturnya.
Pihaknya kemudian memanggil petugas ahli yang pernah menangani pemasangan lampu. Ternyata mereka semua angkat tangan, lantaran instalasi jaringan kabel di bawah tanah rusak dan tidak ada gambar jaringan.
“Titik-titik mana yang troble, jadinya nggak tahu. Petugas ahli saja angkat tangan, “ imbuh Taufik.
Lantaran anggaran penggantian lampu utama di Alun-Alun, belum ada di Dinas Lingkungan Hidup, sehingga pihaknya untuk sementara melakukan perbaikan yang ringan-ringan dulu.
Ia mencontohkan deretan lampu bagian bawah (lampu taman-Red), jaringan bawah juga rusak, sehingga saat ini diganti dengan jaringan atas yang menghabiskan kabel sebanyak 3 rol. Selain itu, pihaknya baru saja mengganti 32 buah lampu taman.
Mengingat Alun-Alun adalah kawasan publik yang sering menyedot perhatian, menurutnya sangat tidak tepat jika kondisinya gelap.
“Ya kelihatan kabelnya memang, tapi yang penting lampu bisa menyala dulu. Alhamdulilah lampu-lampu yang kecil itu sudah nyala kalau malam, meski kadang juga masih memusingkan. Sini nyala, sana mati. Ini jadi PR kita, “ terangnya.
Sementara itu, seorang pengunjung Alun-Alun Rembang, Wakhid berharap penampilan Alun-Alun kedepan akan semakin baik. Baginya, ada 2 hal utama, yakni tampak bersih dan tertata, sekaligus terang di malam hari.
“Jangan ada lagi tempat sampah tercecer tidak jelas, kemudian tempat cuci tangan nggak ada selang pembuangan, sehingga airnya menggenang dan terkesan kumuh. Masyarakat pengunjung juga harus sama-sama ikut menjaga, jangan seenaknya buang sampah sembarangan. Minimal itu, “ kata Wakhid. (Musyafa Musa).