Dua Masalah Terlontar, Saat Wabup Datangi Kantor BPBD Rembang
Wakil Bupati Rembang, M. Hanies Cholil Barro’ memimpil apel di kantor BPBD.
Wakil Bupati Rembang, M. Hanies Cholil Barro’ memimpil apel di kantor BPBD.

Rembang – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang didorong memperbanyak Desa Tangguh, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengantisipasi dan menangani bencana alam.

Wakil Bupati Rembang, M. Hanies Cholil Barro’ menyampaikan masalah tersebut, ketika memimpin apel pagi di kantor BPBD Rembang, Kamis pagi (03 Februari 2022).

“Mitigasi di desa-desa yang sudah ditetapkan sebagai desa rawan bencana. Saya minta untuk dibentuk menjadi desa tangguh bencana. Sistem laporan dari masyarakat kalau ada bencana, harus dibuat lebih mudah, ” ujarnya.

Menurut Wakil Bupati, jika warga di desa rawan bencana memiliki kesadaran dan kemampuan, justru akan sangat membantu BPBD dan dapat meminimalisir korban, apabila terjadi bencana alam. Ia juga menampung usulan dari BPBD, terkait belum memiliki gudang untuk menyimpan peralatan.

“Ini jadi catatan, nanti saya lapor Pak Bupati, ” imbuh Wabup yang biasa dipanggil Gus Hanies ini.

Kepala Pelaksana BPBD Rembang, Sri Jarwati menuturkan saat ini baru ada satu Desa Tangguh Bencana, yakni Desa Bendo Kecamatan Sluke. Sedangkan tahun ini pihaknya menargetkan akan membentuk tujuh Desa Tangguh.

“Nanti kita lihat desa mana yang paling rawan bencana dan yang lebih prioritas untuk dijadikan desa tangguh tahun ini. Akan kita latih. Jadi desa tangguh ini masyarakatnya mandiri memiliki kesadaran, mereka tahu cara penyelamatan diri ketika ada bencana, ” terangnya.

Soal belum adanya gudang, Sri Jarwati membeberkan saat ini logistik dan peralatan ditempatkan di ruangan kantor BPBD yang diberi sekat-sekat. Kebetulan di belakang kantor BPBD ada bangunan yang tidak ditempati, ia mengusulkan bisa dimanfaatkan sebagai gudang.

“Nanti kita buat surat ke Pak Bupati, belakang itu ada perumahan yang menganggur. Jika diperkenankan akan kami minta dan dirombak menjadi gudang, “ imbuh Sri.

Apabila semua logistik dan peralatan ditempatkan menjadi 1 titik, akan memudahkan pencarian dan mempercepat pergerakan tim saat akan bertugas ke lokasi bencana.

“Kalau berbeda-beda seperti sekarang, butuh apa, lari kesana, butuh ini ke situ, jadi agak memperlama, “ pungkasnya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan