Rembang – Belum dibukanya ibadah haji dan umroh bagi jemaah asal Indonesia, memberikan dampak besar terhadap kelangsungan biro penyelenggara haji dan umroh di Jawa Tengah. Kondisi semacam itu terhitung sejak bulan Februari 2020 silam.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji Dan Umroh Republik Indonesia (Amphuri) Jawa Tengah, Endro Dwi Cahyono mencontohkan di bironya saja, sebelum terjadi pandemi bisa memberangkatkan jemaah umroh antara 250 – 400 orang per bulan.
Setelah pandemi, pemerintah Arab Saudi belum mengeluarkan visa untuk jemaah dari Indonesia, otomatis ibadah umroh terhenti.
“Tapi kalau kita melihat channel TV live Saudi, suasana Ka’bah dari hari ke hari, jemaah yang datang semakin bertambah. Meski belum normal, hal ini menjadi pertanda baik, daripada yang lalu, “ ungkapnya.
Ia turut lega setelah pihak Kementerian Luar Negeri Arab Saudi ketika berkunjung ke Indonesia belum lama ini, menyampaikan tidak menolak jenis vaksin tertentu, sebagai alasan kenapa Arab Saudi belum membuka jemaah haji/umroh dari Indonesia.
“Termasuk vaksin asal China yang dipakai orang Indonesia, bukan itu alasan Arab Saudi. Bukan karena menolak vaksin tertentu, “ kata Endro.
Endro membenarkan kondisi sekarang mengakibatkan 60 ribuan orang yang siap berangkat umroh di Indonesia, harus sabar menunggu. Khusus jemaah di Jawa Tengah, ia mengimbau calon jemaah umroh tidak perlu khawatir dengan uang yang sudah terlanjur disetorkan, baik sebagian maupun keseluruhan.
Oleh pihak biro, uang dari calon jemaah umroh sudah disetor ke maskapai penerbangan Garuda Indonesia, pihak hotel dan keperluan terkait lainnya. Uang tidak hilang atau hangus, sehingga ketika umroh dibuka kembali, akan dijalankan.
“Pihak Garuda Indonesia sendiri tidak melayani pengembalian uang sama sekali, monggo bisa dicek. Begitu umroh dibuka, bisa digunakan. Jadi tenang saja, insyaallah uangnya tidak akan kemana-mana. Sudah ada niatan ibadah, ya sabar, karena kondisi sekarang di luar kuasa kita semua, “ tandasnya.
Lalu bagaimana dengan karyawan biro penyelenggara haji dan umroh, di Jawa Tengah terdapat sekira 36 biro. Menurut Endro, di bironya tidak serta merta merumahkan pegawai atau tidak menggaji sama sekali. Mereka bisa bekerja dari rumah dan tetap memberikan penjelasan bagi calon jemaah yang menanyakan, terkait perkembangan haji dan umroh.
“Bagaimanapun kami harus bertanggung jawab dengan calon jemaah yang sudah daftar, untuk selalu update dan menjawab pertanyaan mereka. Saya tekankan sekali lagi, masyarakat yang sudah daftar tetap tenang, karena pemerintah juga sudah mengatur dan terus mengawal masalah ini, “ imbuhnya.
Endro yang juga anggota Komisi E Bidang Kesra DPRD Jawa Tengah ini berharap seiring dengan menurunnya kasus harian Covid-19 di Indonesia, pemerintah Indonesia lebih mengintensifkan lobi diplomasi kepada Kerajaan Arab Saudi, supaya jemaah dari Indonesia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh lagi, secara bertahap. (Musyafa Musa).