Rembang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong supaya Pemerintah Kabupaten/Kota langsung jemput bola membantu pelaku usaha kecil, menguruskan izin pangan industri rumah tangga (PIRT).
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin menyampaikan masalah tersebut, ketika hadir dalam pelatihan pelaku usaha pondok pesantren, di Hotel Pollos Rembang, hari Kamis (23/09).
Ia menyoroti masalah izin, karena jangan sampai ketika produk dijual ternyata belum mengantongi PIRT. Apalagi jika ketahuan oleh Satgas Pangan dan akhirnya produk itu tidak boleh lagi dipasarkan, tentu akan merugikan pelaku usaha.
“Sebelum hal itu terjadi, maka perlu disiapkan dari sekarang. Pemkab bisa jemput bola, untuk membantu menguruskan. Soalnya di Kabupaten Rembang banyak potensinya, “ kata Wagub.
Lebih-lebih jika sebuah produk ditawarkan masuk ke mini market atau toko-toko modern, pasti akan ditanya soal kemasan, kualitas dan perizinan.
“Ini untuk membantu perluasan pasar. Sebenarnya saya pengin produk dari pondok pesantren punya pasar tersendiri, “ imbuhnya.
Taj Yasin menceritakan pernah berkunjung ke Pondok Pesantren Sulaimaniyah di Turki. Ternyata mereka mampu membiayai pondok pesantrennya dari operasional rumah pemotongan hewan (RPH). Semula untuk memenuhi kebutuhan kalangan santri dan internal pondok. Namun kemudian pesantren membuka toko daging di salah satu mall, akhirnya semakin berkembang ke berbagai lokasi.
“Jadi konsepnya menyediakan daging halal. Soalnya masyarakat butuh makan terjamin, ini lho halal dagingnya, “ kata pejabat yang biasa disapa Gus Yasin ini.
Kebetulan Pesantren Sulaimaniyah Turki juga sudah membuka pondok pesantren di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Termasuk di Magelang, saat ini mulai mengoperasikan rumah pemotongan hewan.
“Tapi yang di Magelang ini masih untuk sendiri, belum dibuka untuk umum. Menurut saya ini bisa menjadi pemantik bagi pesantren untuk terus bergerak, “ tandasnya.
Kegiatan pelatihan di Hotel Pollos ini digelar oleh Dinas Koperasi Dan UKM Jawa Tengah. Pelaku usaha dari pondok pesantren, tidak hanya dilatih membuat kemasan produk. Mereka juga dibantu mengurus PIRT, sertifikasi halal dan pemasaran online.
Selain itu, jika ada produk yang bagus dari pelatihan tersebut, berkesempatan memasarkan produknya di galleri bandara. (Musyafa Musa).