Manusia Sampah Akhirnya Dibakar, Kampanye Unik Ala Sutejo
Sutejo memasang tulisan yang isinya mengingatkan pengunjung Pulau Gede untuk membawa pulang sampah. (Foto atas) Sutejo mengumpulkan sampah di Pulau Gede, yang ia buat manusia sampah.
Sutejo memasang tulisan yang isinya mengingatkan pengunjung Pulau Gede untuk membawa pulang sampah. (Foto atas) Sutejo mengumpulkan sampah di Pulau Gede, yang ia buat manusia sampah.

Kaliori – Kalangan pegiat lingkungan mengajak para pengunjung Pulau Gede di sebelah utara Pantai pasir Putih Wates, Kaliori, untuk lebih peduli ketika membuang sampah.

Sutejo, seorang pegiat lingkungan di Rembang mengaku prihatin ketika datang ke Pulau Gede, masih menjumpai cukup banyak sampah berserakan yang memperparah keadaan, disamping ancaman abrasi. Mulai sampah plastik bungkus jajan, bungkus rokok, botol mineral, botol kaca minuman beralkohol, hingga sampah masker.

Menurutnya, ada 2 sebab. Pertama, bisa saja sampah dari desa-desa di bagian timur Pulau Gede yang dibuang ke laut, kemudian bermuara di Pulau Gede.

“Soalnya sekarang musim ombak timuran, arahnya dari timur ke barat, “ ungkapnya.

Penyebab kedua, pengunjung datang ke Pulau Gede dan membuang sampah sembarangan. Ia menganggap tindakan semacam itu egois, karena hanya ingin menikmati alam, tapi tidak mau merawat alam.

“Kalau ingin menikmati Pulau Gede lebih lama lagi, harusnya ikut menjaga. Jangan egois, “ beber Sutejo.

Ia beralasan sangat disayangkan sampah-sampah berceceran, padahal Pulau Gede memiliki hamparan pasir putih dan air laut yang sangat jernih.

“Eman-eman tempat sebagus ini, kalau ada sampah berserakan, “ imbuhnya.

Sutejo menambahkan saat di Pulau Gede, ia mencari sampah yang bisa dimodifikasi untuk tulisan dengan kalimat “Bawa Pulang Sampahmu”.

Kebetulan dirinya menemukan papan kayu dan potongan busa karet. Jadilah tulisan tersebut, kemudian dipasang ke salah satu pohon, dekat lokasi yang biasa dipakai pengunjung Pulau Gede istirahat. Baginya, kelestarian Pulau Gede menjadi tanggung jawab bersama. Maka ia berharap jangan membuang sampah sembarangan, tetapi sampah bisa dibawa pulang dan dibuang ke tempat yang telah disediakan.

“Saya nggak bawa peralatan, cuma pisau cutter, jadi ya cari yang sekiranya bisa untuk sarana mengingatkan pengunjung. Busa saya lubangi, yang penting bisa membentuk tulisan dan dapat dibaca, “ tuturnya.

Sutejo dibantu sejumlah pegiat lingkungan lainnya juga mengumpulkan sampah, yang dibentuk seperti manusia sampah. Setelah itu dibakar.

“Saya belakangan memilih mengkampanyekan lewat manusia sampah, karena lebih greget. Tujuannya cuma satu, biar warga sadar nggak ngawur buang sampah, “ pungkas pria yang tinggal di depan GOR Mbesi Rembang ini. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan