Lasem – Bupati Rembang incumbent yang dicalonkan kembali oleh PPP, Abdul Hafidz mengaku kalau boleh memilih, dirinya enggan maju lagi sebagai bakal calon Bupati pada Pilkada 09 Desember, karena menyadari betapa beratnya menjadi seorang calon kepala daerah. Baik dari sisi mental, moral maupun materiil.
Penjelasan blak-blakan itu ia sampaikan saat penyerahan surat keputusan (SK) pencalonan dari Dewan Pengurus Pusat PPP, di gedung BLK SMK Avicena Lasem, Kamis sore (03 September 2020). Namun karena sudah menjadi perintah partai, suka atau tidak, berat atau tidak, harus siap menjalankan.
“Ini bukan keinginan pribadi. Kalau disuruh memilih, saya pastikan saya memilih tidak dicalonkan, sudah pasti. Yang namanya calon itu berat sekali, “ ujarnya di dampingi bakal calon Wakil Bupati, Hanies Cholil Barro’.
Maka ia berharap seluruh elemen partai pengusung bersama-sama menyokong pencalonan Hafidz – Hanies.
“Kalau berat, dipikul bersama-sama akan menjadi ringan. Kalau sulit, dipikirkan banyak orang, akan menjadi lebih mudah, “ kata Hafidz.
Hafidz yang juga Sekretaris DPC PPP ini menambahkan gabungan partai koalisi pengusung PPP, PKB, PDI Perjuangan dan Golkar, dalam Pemilu legislatif lalu meraih 210 ribu suara. Meski secara matematik pasangan Hafidz – Hanies lebih berpeluang menang, tapi ia mengingatkan jangan takabur dan harus tetap waspada.
“Persoalannya bukan sesederhana itu. Meski dalam posisi kita di atas, tidak boleh bangga, tidak boleh takabur. 3 partai non parlemen juga ikut gabung dengan kita, Garuda, PSI dan PKPI, “ imbuhnya.
Wakil Ketua DPW PPP Jawa Tengah, Abdul Aziz mengajak seluruh kader untuk mengobarkan semangat gotong royong.
“Tadi disinggung jadi Cabup era sekarang berat, apalagi di new normal ini. Kondisi politik dalam 10 tahun terakhir boleh dikata abnormal. Penting kita terus mengobarkan semangat gotong royong, sebagai kader kita harus siap berjuang memenangkan pasangan Hafidz – Hanies, “ tegas Aziz.
Aziz juga mendorong konsolidasi partai politik pengusung jangan dipisah-pisah, tetapi satu sama lain harus bahu membahu.
“Kalau kumpul, jangan dipisah-pisah PPP dan PKB. Kalau dipisah, biasanya akan muncul suudzon. Konsolidasinya harus jadi satu. Saya sudah sampaikan ini sama Gus Hanies, “ tandasnya.
Surat rekomendasi DPP PPP untuk duet Hafidz – Hanies diserahkan oleh Wakil Ketua Umum DPP PPP, Muhammad Arwani Thomafi. Arwani yang juga asli Lasem, Rembang ini menyebut pihaknya menepati janji bahwa rekomendasi pencalonan diturunkan pada akhir bulan Agustus.
“3 atau 4 bulan lalu saat saya ditanya wartawan, kapan PPP akan mengeluarkan rekomendasi, saya jawab akhir Agustus. Alhamdulilah saya menepati janji, SK ditandatangani tanggal 29 Agustus 2020, “ papar Thomafi.
Thomafi juga memahami beratnya menjadi calon Bupati dan Wakil Bupati. Ia sependapat kekompakan dan kebersamaan harus selalu ditingkatkan.
“Nyalon Bupati beda dengan nyalon legislatif. Kalau Pilkada ora dadi, ora dadi dewe. Lha kalau Nyaleg, ora dadi, kancane sing ora dadi akeh. Maka sukseskan Hafidz – Hanies, dengan bahu membahu, gotong royong, “ bebernya.
Baginya, duet Hafidz – Hanies, gabungan koalisi PPP – PKB menjadi lompatan besar sejarah di Kabupaten Rembang, sekaligus untuk mengulang kembali masa-masa gemilang Rembang kala itu, saat sejumlah tokoh ulama bersatu.
“Dulu ada mbah Kholil, mbah Thoifur, Mbah Maimoen bersatu padu untuk Rembang. Momen sejarah gemilang itu, akan kita ulang lagi di tahun 2020 ini. Bukan hanya untuk masyarakat pesantren, tapi kita ingin petani, nelayan dan kaum pekerja kita, semakin dimakmurkan, “ pungkasnya. (Musyafa Musa).