Rembang – Penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat SMA/sederajat di Kabupaten Rembang sudah selesai akhir bulan Juni 2020. Dari 4 jalur PPDB yang tersedia, rata-rata sudah dimanfaatkan.
Mulai jalur zonasi dengan kuota 50 %, jalur prestasi 30 %, jalur afirmasi 15 % dan jalur perpindahan tugas/pekerjaan orang tua 5 %. Untuk masyarakat awam, masih kurang familiar dengan jalur afirmasi.
Pemerintah membuka jalur afirmasi, bagi calon peserta didik dari keluarga tidak mampu, anak panti asuhan, maupun anak tenaga kesehatan dan tenaga pendukungnya yang menangani pasien Covid-19.
Imron Wijaya, Humas SMA N I Lasem menjelaskan dari kapasitas 360 anak di sekolahnya, semua sudah terpenuhi. 54 orang diantaranya memanfaatkan jalur afirmasi.
“Yang calon siswa keluarga tidak mampu 18, sedangkan yang orang tuanya menangani Covid-19 ada 36 anak. Khusus Covid ini, mereka harus melampirkan SK sebagai petugas penanganan Covid-19 dari Gugus Tugas, jadi nggak sembarangan anak perawat, bidan maupun dokter langsung diterima, “ kata Imron, Kamis (02 Juli 2020).
Sementara itu Kepala SMA N I Sumber, Hedi Wibowo menjelaskan di sekolahnya calon siswa yang diterima paling banyak dari jalur zonasi, mencapai 170, kemudian disusul jalur prestasi 75, dan jalur afirmasi 6 anak. Sedangkan untuk jalur perpindahan orang tua, sama sekali tidak ada.
“Untuk jalur afirmasi ya ada, tapi nggak maksimal. Soalnya sekolah kami berada di daerah pinggiran. Hari ini sudah memasuki tahapan daftar ulang, “ tutur Hedi.
Hedi menambahkan informasi yang ia terima, tahun ajaran baru akan dimulai tanggal 13 Juli mendatang, dengan sistem tatanan new normal, sehingga pembelajaran akan berbeda ketimbang sebelumnya.
Prinsipnya, standar protokol kesehatan diterapkan. Dalam 1 kelas yang berjumlah rata-rata 34 anak, nanti akan digilir setiap hari 17 anak masuk, sedangkan 17 lainnya ikut pembelajaran secara online. Keesokan harinya, siswa yang semula belajar online di rumah, giliran masuk sekolah dan begitu seterusnya. Langkah tersebut bertujuan menjaga jarak minimal 1 meter di dalam kelas, untuk mencegah penularan Covid-19.
“Pelajaran sehari hanya 4 jam, nggak boleh lebih. Jadi nanti setiap kelas kita bagi kelompok A dan B, masuknya bergantian, antara tatap muka dan online. Soalnya kalau 34 masuk semua dengan jaga jarak, ya kapasitas ruangan nggak cukup. Kita masih menunggu jadwal resmi dari provinsi ini mas, “ imbuhnya.
Rencana pembelajaran tahun ajaran baru di masa new normal sudah disosialisasikan kepada orang tua/wali murid, supaya mereka juga ikut peduli mengawasi putera putrinya, terutama ketika mendapatkan jatah pembelajaran secara online dari rumah. (Musyafa Musa).