Bulu – Tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir ini di Kecamatan Bulu bagian barat, berdampak pada petani tembakau.
Wawan Edi Susanto, Sekretaris Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Rembang, Selasa siang (02 Junii 2020) menjelaskan untuk tembakau yang ditanam di area lahan tegalan, sejauh ini tidak masalah. Baik dari sisi pengolahan lahan, maupun keselamatan tanaman.
Tapi untuk lahan persawahan, bisa mengakibatkan masa tanam tembakau mundur lebih lama, karena umumnya mereka menunggu lahan kering terlebih dahulu.
“Usai panen padi, kondisi lahan kan masih basah. Lha ini turun hujan deras beberapa kali. Kalau kondisi cerah seminggu atau 10 hari lagi, insyaalah petani bisa langsung mengolah lahan, “ ujarnya.
Sedangkan banyaknya kiriman air pada awal musim tanam tembakau, ia menganggap relatif masih aman.
“Belum begitu berdampak, soalnya tembakau yang di sawah ini umurnya rata-rata 1 Mingguan, “ imbuh Wawan.
Menurut warga Desa Pinggan Kecamatan Bulu ini, sebagian besar petani sudah berpengalaman dalam menata lahan, guna mengantisipasi peningkatan curah hujan. Ia mencontohkan pembuatan got buang dan jegongan, untuk memastikan pembuangan air lancar.
“Kalau bekerja sesuai standar operasional prosedur (SOP) dari PT. memastikan got buang dan jegongan di sekeliling lahan, saya kira masih aman. Selama nggak ada cuaca ekstrim, “ pungkasnya.
Luas lahan tembakau di Kecamatan Bulu tahun ini sekira 800 an hektar, sedangkan untuk total se Kabupaten Rembang diperkirakan mencapai 4.000 hektar. (Musyafa Musa).