Rembang – Pihak panitia menolak sejumlah museum dari luar daerah yang ingin ikut tampil dalam Pameran Museum di kompleks Pendopo Museum RA. Kartini Rembang, antara tanggal 24 – 26 Oktober 2019.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rembang, Dwi Purwanto saat pembukaan Pameran Museum, Kamis malam (24/10) mengatakan ada 10 museum ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Diantaranya Museum Nasional Indonesia, Museum Situs Manusia Purba Sangiran Sragen, Museum Ronggowarsito Semarang, Museum RA Kartini Jepara, Museum Kretek Kudus, Museum Tosan Aji Purworejo, Museum Jenang Kudus, Museum Rumah Artefak Blora, dan Museum RA Kartini Rembang. Selain itu, diramaikan pameran lukisan dari pelukis se Kab. Rembang.
“Pameran Museum ini sebagai sarana edukasi, rekreasi dan sumber insipirasi. Selain itu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, mengenai arti penting museum, “ kata Dwi.
Dwi membenarkan museum dari Tangerang dan Jakarta sebenarnya juga berminat ingin ikut meramaikan ajang itu. Namun pihak panitia terpaksa menolak, karena keterbatasan tempat dan waktu. Maka ia mengusulkan kalau bisa pada tahun berikutnya diadakan di gedung Balai kartini, supaya dapat memuat peserta lebih banyak.
“Laporan dari panitia kita banyak menolak. Ada Museum Benteng Tangerang dan Museum Wayang Jakarta mau ikut, tapi nggak bisa. Semoga acara semacam ini menjadi kalender rutin kebudayaan, biar tahun depan kami bisa mengundang museum lebih banyak, “ imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Rembang, Abdul Hafidz kurang setuju apabila penolakan peserta dari museum lain, karena keterbatasan waktu dan tempat. Menurutnya, lebih karena keterbatasan biaya. Maka Hafidz mengajak kalangan DPRD, untuk menyokong anggaran lebih besar, supaya event tahun berikutnya semakin semarak.
“Saya kira yang paling pokok adalah keterbatasan anggaran. Nggak ada alasan keterbatasan waktu dan tempat. Ini kan pak DPRD datang, nanti diperhatikan, biar pameran semacam ini dibikin lebih besar lagi. Saya dengan pak dewan akan bicara, karena animo tinggi, “ ungkap Hafidz.
Bupati mendukung Pameran Museum untuk menampilkan peninggalan sejarah dari berbagai daerah. Baginya, budaya dan sejarah harus menjadi perhatian pemerintah. Jangan sampai ketika budaya tidak dirawat, kemudian diklaim oleh negara lain.
“Kita sering kecolongan. Kita punya budaya, tapi tidak diopeni (dirawat-Red). Tiba-tiba diklaim negara lain, kerugian besar bagi kita, “ pungkas Hafidz. (Musyafa Musa).