Rembang – Bakal calon bupati Rembang, Sukaryono, secara mengejutkan memilih Ahmad Zaenal Abidin, seorang pria muda berusia 31 tahun, menjadi pasangannya sebagai bakal calon wakil bupati, untuk maju bertarung dalam Pilkada Kabupaten Rembang tahun 2020 mendatang. Duet Sukaryono – Zaenal ini diberi label singkatan Karza. Sukaryono, Selasa siang (18 Juni 2019) blak-blakan membongkar bagaimana kronologis terbentuknya Karza.
Saat saya temui di rumahnya di Gang Palen Desa Sawahan, Rembang, Sukaryono menceritakan beberapa waktu lalu ia sempat mengeluarkan pakta integritas dan sumpah jika menjadi Bupati Rembang. Salah satunya ia dan keluarga tidak akan sepeserpun menerima uang fee proyek.
Ternyata sumpah tersebut dibaca pula oleh Ahmad Zaenal Abidin, dan membuat tersentuh hatinya. Pada pukul 02.00 pagi dini hari, Zaenal menemuinya, menyampaikan niat ingin bergabung mendampingi pencalonan.
Kala itu butuh waktu sekira Seminggu, guna menelusuri siapa sebenarnya Ahmad Zaenal Abidin. Maklum, Sukaryono sendiri belum mengenal. Dari teman-teman dekatnya, ia mengetahui seperti apa latar belakang Zaenal, hingga akhirnya mantap menggandeng pria tersebut. Secara kepribadian, Zaenal sangat pendiam. Proses penentuan itu tak membutuhkan waktu lama, karena ia enggan bermanuver politik.
“Saya sudah berusaha mencari kader calon wakil bupati, tapi belum ketemu. Terus terang saya katakan nggak mau manuver politik di depan rakyat yang masih kelaparan. Begitu mendapatkan sosok Zaenal, mantap hati saya. Nggak usah manuver-manuveran. Lenceng galeng saja, saya yakin Allah memberikan yang terbaik buat kita, “ bebernya.
Setelah resmi berpasangan, Sukaryono mengajak Zaenal untuk meminta restu Budi Setiawan, bos PT. Bumi Redjo Tirta Kencana (BRTK), yang sejak awal mendukung pencalonannya. Budi Setiawan titip pesan supaya amanah jika kelak terpilih. Selain Budi, ia bersama Zaenal sudah bersafari politik. Termasuk silaturahmi dengan Moch. Salim, mantan Bupati Rembang.
“Saya nyari banyak informasi tentang mas Zaenal ini. Ia biasa manggil saya pake. Dia nggak banyak bicara, pendiam banget. Kemarin saya ketemu sama pak Budi Setiawan dan tokoh-tokoh lain. Pak Setiawan memang menyerahkan sepenuhnya kepada saya memilih sosok calon Wabup. Beliau merespon baik, “ ungkap Sukaryono.
Sukaryono menganggap Ahmad Zaenal Abidin sosok muda yang luar biasa. Ia asli warga Desa Gandrirojo, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang, namun berdomisili di Desa Seren, Kecamatan Sulang. Zaenal merupakan kontraktor yang menangani proyek-proyek besar di luar Pulau Jawa. Saat ini kebetulan menggarap proyek tribun di Padang, Sumatera Barat. Zaenal juga melibatkan hampir 10 ribuan orang pekerja dari Kabupaten Rembang, dalam proyek-proyek yang ia kerjakan. Menurutnya, Zaenal layak menjadi kandidat calon wakil bupati yang bisa diandalkan untuk membangun Kabupaten Rembang lebih baik.
“Mas Zaenal ini sangat potensial. Ia sukses di Luar Jawa, namun masih ingat dengan kampung halamannya. Banyak warga dari sini diajak kerja ke luar Jawa. Seperti Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Pembicaraan tentang modal politik menghadapi Pilkada tentu sudah. Insyaallah siap, “ imbuhnya.
Saat saya berada di kediaman Sukaryono, kebetulan Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Rembang, Sumadi HS datang. Sumadi menyatakan secara pribadi, sudah kenal lama dengan Sukaryono. Apalagi Sukaryono juga termasuk kader PDI Perjuangan.
Namun untuk keputusan mendukung pasangan Sukaryono – Zaenal atau seperti apa, partainya akan melihat perkembangan politik, sekaligus berkonsultasi dengan pengurus partai di tingkat pusat.
“Saya sudah kenal puluhan tahun sama pak Karyono. Untuk urusan Pilkada, dibahas belakangan nanti. Kan saya juga perlu koordinasi dengan pengurus pusat. Untuk PDI – P sendiri, sementara belum ada calon, “ kata Sumadi.
Semenjak pasangan Karza mendeklarasikan akan maju lewat jalur perseorangan atau independen, mulai muncul hantaman dari pihak-pihak luar yang ingin memisahkan keduanya. Sukaryono menegaskan duet Karza sudah harga mati, tak bisa diothak-atik lagi. Ibaratnya diganti uang puluhan miliar rupiah sekalipun, ia tidak akan mengkhianati ketulusan Ahmad Zaenal Abidin. (Musyafa Musa).