Selain Keuletan Petani, Ada Faktor Penentu Dibalik Keberhasilan Komoditas Jagung
Aktivitas penggilingan jagung di Desa Karangasem, Kecamatan Bulu.
Aktivitas penggilingan jagung di Desa Karangasem, Kecamatan Bulu.

Bulu – Ada salah satu faktor dibalik keberhasilan para petani di Desa Karangasem, Kecamatan Bulu, sehingga komoditas tanaman jagung dari kampung di pinggiran hutan tersebut menjadi andalan sumber penghasilan.

Parno, seorang petani jagung mengatakan selain tekad dan keuletan petani, pinjaman lahan persil dari Perhutani dianggap sangat membantu para petani. Tanpa pinjaman lahan, menurutnya warga akan kesulitan, karena kepemilikan tanah persawahan yang terbatas. Menurutnya, setiap orang mendapatkan pinjaman lahan bervariasi. Antara seperempat hingga 1 hektar, tergantung kekuatan tenaga.

“Mayoritas nanam jagungnya ya di lahan persil Perhutani mas. Terus terang mawon sangat membantu, “ kata Parno.

Kepala Desa Karangasem, Kecamatan Bulu, Rosidi memperkirakan lahan persil Perhutani yang dipinjamkan masyarakat mencapai ratusan hektar. Tak heran jika masa panen jagung di desanya nyaris tak pernah berhenti, termasuk pada saat musim penghujan. Kalaupun muncul kendala, biasanya menyangkut serangan hama musang dan kera, menjelang panen.

Saat ini per hektar mampu menghasilkan panenan 8 ton. Sedangkan harga, belakangan mengalami naik turun. Jagung basah dijual sekira Rp 2.550 per kilo gram. Untuk jagung kering pipil, tentu lebih mahal.

“Alhamdulilah berkat lahan pinjaman, setidaknya warga bisa lebih berdaya. Pihak desa mendukung sekali pokoknya. Kalau kendala pemipilan jagung, nggak ada. Kebetulan tukang gilingnya datang ke sini, pakai alat keliling. Begitu juga tengkulak yang menampung, mereka jemput bola, “ ujarnya.

Rosidi menambahkan komoditas jagung dari Desa Karangasem dan sekitarnya terkenal memiliki kwalitas cukup bagus. Menurut informasi yang diterima dari pengepul, bisa masuk ke pabrik pakan ternak di Semarang maupun Surabaya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan