Sarang – Banyaknya parkir sembarangan di sekitar lampu pengatur lalu lintas di jalur Pantura Pandangan Kragan dan Sarangmeduro, Kecamatan Sarang mengakibatkan situasi jalan pada jam – jam sibuk semakin semrawut.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Rembang, Suyono mengakui parkir di pinggir jalan rata – rata becak, sepeda motor dan Tossa (motor roda tiga). Pihaknya bersama aparat kepolisian beberapa kali melakukan penertiban di dua lokasi tersebut. Ia berharap warga tidak lagi mangkal parkir di dekat lampu bangjo.
“Tanpa ada parkir saja sudah ramai, apalagi ditambah dengan parkir. Ya semrawutnya tambah parah. Kalau truk gak mungkin berani parkir, tapi yang banyak kan warga sekitar situ. Utamanya Tossa ini. Sudah kita tertibkan kemarin, semoga nggak kembali lagi, “ ujarnya.
Suyono menolak anggapan lampu pengatur lalu lintas, memicu kemacetan bertambah parah. Justru fungsi traffic light, untuk mengurangi kekacauan lalu lalang kendaraan dari sejumlah arah, sekaligus mencegah terjadinya kecelakaan. Kalau macet, menurutnya jalur Pantura memang sangat padat. Tiap hari lebih dari 24 ribu kendaraan melintas di jalan nasional itu.
“Lampu traffic tetap kami normalkan. Kecuali kalau pas ada karnaval atau kegiatan apa yang sekiranya bikin macet, lampu kita setting warna kuning terus. Khusus yang dari arah barat dan timur, ini lampu hijaunya kita buat lebih lama kok, biar nggak terlalu macet, “ imbuh Suyono.
Seorang warga Desa Sarangmeduro, Kecamatan Sarang, Gunadi mengungkapkan kemacetan panjang biasanya terjadi pada waktu pagi hari, ketika bersamaan jam masuk sekolah dan jam kerja. Ia berpendapat untuk jangka panjang, harus ada pelebaran jalan. Mengingat jalur Pantura Sarang saat ini terlalu sempit. (Musyafa Musa).