Pasangan Suami Isteri Penjual Penthol Naik Haji, Belajar Dari Kerja Keras Dan Keteguhan Niat
Pasangan suami isteri penjual penthol di Desa Pasedan Kecamatan Bulu, tahun 2025 ini siap berangkat ibadah haji.
Pasangan suami isteri penjual penthol di Desa Pasedan Kecamatan Bulu, tahun 2025 ini siap berangkat ibadah haji.

Bulu – Pasangan suami isteri penjual penthol di Desa Pasedan Kecamatan Bulu Kabupaten Rembang akan berangkat ke tanah suci, untuk menunaikan ibadah haji tahun 2025 ini.

Pasangan tersebut adalah Mbah Sumarno (64 tahun) dan Mbah Sukarti. Mbah Sumarno mengisahkan pada awalnya untuk mencukupi kebutuhan keluarga serba susah, karena keterbatasan kondisi ekonomi.

Apalagi dirinya jatuh sakit, sehingga tidak mampu bekerja. Guna menyambung hidup, isterinya harus mencari kayu bakar di hutan dan menjualnya kepada pengepul.

“Isteri saya ya nangis terus. Tiap habis sholat selalu berdo’a, semoga saya lekas sembuh dan dimudahkan rezeki. Isteri saya sudah berjanji, kelak kalau punya banyak uang, ingin pergi berhaji,” ungkapnya.

Berkat do’a tiada henti, kesehatannya mulai membaik. Ia yang semula sulit berjalan, kembali bisa berjalan.

Kemudian ada temannya penjual mie ayam, sempat menawarkan bagaimana kalau Sumarno berjualan penthol. Kala itu tahun 1997. Tawaran tersebut langsung diterima.

“Saya diajak oleh teman, untuk belajar membuat penthol di Kabupaten Blora,” kenang Mbah Sumarno dengan mata berkaca-kaca.

Mbah Sumarno keliling berjualan penthol menggunakan sepeda onthel. Seiring berjalannya waktu, memakai sepeda motor, karena jumlah dagangan bertambah dan area jualan juga semakin jauh.

“Saya biasanya jualan penthol sampai daerah Ronggo sana, perbatasan Kecamatan Sumber dengan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati,” bebernya.

Selang setahun, isterinya, Sukarti ikut berjualan penthol, dengan naik sepeda onthel. Lokasi jualannya di Desa Pasedan, Ngulaan Kecamatan Bulu dan sekitarnya.

“Jadi tahun 1998, isteri saya ikut jualan, cuman daerah-daerah sekitar sini saja,” imbuh Mbah Sumarno.

Tiap selesai berjualan, Mbah Sumarno menyerahkan seluruh penghasilannya kepada sang isteri.

Tanpa sepengetahuannya, ternyata sang isteri menyisihkan uang sedikit demi sedikit untuk ditabung. 15 tahun berjalan, terkumpul hingga Rp 50 Juta.

“Kadang nyelengi 5 ribu, 10 ribu, 15 ribu, ya pokoknya sesuai perkembangan hasil jualan yang diberikan kelancaran,” kata Mbah Sumarno.

Tepatnya pada tahun 2012, Mbah Sumarno dan Mbah Sukarti mendaftar sebagai calon jemaah haji, dengan setoran awal pas 50 Juta untuk dua orang.

Mbah Sumarno bahkan sampai tidak percaya, karena sama sekali tak pernah terbayangkan akan mendaftar haji.

“Waktu diajak daftar haji, saya ya tanya, lha duwit soko ndi (uang dari mana). Isteri saya bilang, ini ada Rp 50 Juta untuk daftar. Dia ngumpulke uang sebanyak itu, sengaja dirahasiakan. Tujuannya memang buat daftar haji. Alhamdulillah,” ucapnya.

Respon Kemenag Rembang

Ketika pelunasan biaya ibadah haji, pasangan ini membayar kekurangan sekira Rp 28,5 Juta per orang. Artinya, dua orang butuh Rp 57 Jutaan.

Mbah Sumarno dan Mbah Sukarti akan berangkat dari Rembang, Jawa Tengah pada tanggal 17 Mei 2025. Keduanya tergabung dalam Kloter 55.

Kepala Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Moh. Mukson mengaku bahagia mendengar ada pasangan suami isteri penjual penthol, siap pergi berhaji.

Menurutnya, hal ini sangat menginspirasi, bahwa kerja keras, kesungguhan dan kekuatan niat, membuat sesuatu yang sekiranya tidak mungkin, dimudahkan Allah SWT.

“Ini membenarkan bahwa haji itu adalah panggilan. Hal-hal yang sepertinya mustahil gitu ya, dengan perjuangan dan do’a, niat baik itu diberikan kemudahan oleh Allah SWT. Semoga ini menginspirasi kita semua masyarakat muslim,” kata Muhson.

Muhson turut berpesan kepada calon jemaah haji untuk menjaga fisik dan mental, supaya ketika puncak ibadah haji mendapatkan kelancaran. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan