

Lasem – Warga mempertanyakan apakah penataan Lasem Kota Pusaka jadi dilanjutkan atau tidak.
Abdullah Hamid, salah satu pemerhati Lasem tidak mempermasalahkan besar kecilnya anggaran untuk program penataan Lasem Kota Pusaka. Namun ia ingin memastikan apakah program tersebut berlanjut atau terhenti pada tahun 2025 ini.
“Tentang keberlangsungan Kota Pusaka Lasem. Kami tidak bicara tentang anggaran kecil atau besar. Tapi harapannya bagaimana bisa terus berlanjut, melestarikan nilai-nilai luhur Kota Pusaka, dan semoga menjadi pemicu pembangunan di Kabupaten Rembang,” tutur warga Desa Dorokandang Kecamatan Lasem ini.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Rembang, Afan Martadi menyatakan Kota Pusaka Lasem, rencananya berlangsung dalam tiga tahap.
Untuk sementara yang sudah terlaksana tahap pertama, sedangkan tahap kedua dan ketiga belum. Tapi arahnya Lasem akan menuju kawasan cagar budaya nasional (KCBN).
“Kami sudah melakukan audiensi dengan Dirjen Budaya di pertengahan tahun kemarin, arahnya ke KCBN. Langkah tekhnis, otomatis kita masukkan ke dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD),” terangnya.
Afan menambahkan pengembangan Kota Pusaka Lasem membutuhkan fokus-fokus diskusi. Di sisi lain focus group discussion (FGD), termasuk bagian dari efisiensi pemerintah.
“FGD tetap diperlukan, mengingat potensi dan tantangan di Lasem cukup besar. Dari sisi heritage, budaya maupun kerajinan e-craft,” tandas Afan.
Lebih lanjut Afan menyebut di dalam RPJMD menyangkut Lasem juga ada city branding atau identitas unik sebuah daerah, yang nantinya perlu diselaraskan dengan kota pusaka maupun kawasan cagar budaya nasional.
“Yang berlandaskan pada nilai-nilai sejarah dan budaya, sehingga sinkron semuanya. Kita masih menunggu perkembangan kabar dari pemerintah pusat,” pungkasnya. (Musyafa Musa).