

Rembang – Group thong-thong lek dari Desa Pandean Rembang, Repandec menjadi yang terbaik dalam festival thong-thong lek Kabupaten Rembang tahun 2025, yang berlangsung pada Kamis malam hingga Jum’at dini hari (28 Maret 2025).
Repandec mampu mendulang nilai 280 dari dewan juri. Selanjutnya juara II ditempati group Ronggo Dhito dari Desa Tegaldowo Kecamatan Gunem dengan nilai 265, juara III Gresita Reborn Tawangsari meraih nilai 260.
Sedangkan juara Harapan I Aremba Babadan Kaliori (230), Harapan II New Gank Prat Desa Waru Rembang (220) dan Harapan III Gamurma Mondoteko (215).
Bupati Rembang, Harno saat membuka festival thong-thong lek mengajak masyarakat untuk menikmati pagelaran, dengan tetap menjaga keamanan dan ketertiban.
“Apa yang sudah kita tunggu bertahun-tahun ini (thong-thong lek keliling) jangan sampai dinodai dengan hal-hal yang tidak kita inginkan,” tandasnya.
Festival thong-thong lek diikuti 24 group. Masing-masing mendapatkan waktu maksimal 10 menit untuk tampil di depan panggung kehormatan, Perempatan Jaeni Rembang. Setelah itu, mereka bergerak menuju ke arah selatan dan finish di Gedung Haji Jalan Pemuda Rembang.
Ketua DPRD Rembang, Abdul Rouf menegaskan kalau tahun ini festival berjalan aman dan sukses, pihaknya siap menganggarkan lagi pada event tahun berikutnya.
“Yang penting aman, masyarakat do seneng, ora gegeran. Nanti kalau aman, tertib, kita akan anggarkan lagi tahun depan. Tapi kalau nggak lancar, ya tahun depan nggak ada festival thong-thong lek lagi,” kata politisi PPP dari Desa Pamotan ini, sekaligus pendukung anggaran Pokir thong-thong lek.
Setelah 4 tahun tidak ada thong-thong lek keliling, tahun 2025 ini dikembalikan lagi turun ke jalan.
Puluhan ribu penonton memadati sepanjang route. Hal ini juga menjadi ladang rezeki bagi pelaku UMKM, karena banyak sekali yang membuka lapak dagangan.
“Alhamdulillah ada thong-thong lek keliling lagi mas, saya buka lapak minuman dan makanan ringan di Jalan Pemuda, ya lumayan laris,” tutur Hasanah, seorang pedgang.
Polisi harus memberlakukan rekayasa lalu lintas, dengan mengalihkan kendaraan ke jalan lingkar Kota Rembang.
Tidak ada kejadian menonjol selama festival, termasuk perkelahian atau tawuran antar warga. (Musyafa Musa).