

Rembang – Stadion Krida Rembang menjadi sasaran pengrusakan orang tak dikenal, menjelang pertandingan tanpa penonton menjamu Persipur Purwodadi, Minggu sore (02/02).
Hal itu diduga sebagai buntut kekecewaan atas penampilan tim PSIR Rembang yang menempati juru kunci klasemen Liga 4 Jawa Tengah.
Ruang ganti pemain di Stadion Krida Rembang kocar-kacir. Sejumlah pintu almari dirusak. Box tempat air minum digulingkan semua. Kursi-kursi, dalam kondisi terbalik.
Selain itu, banyak pula kertas pamflet bernada protes yang ditempelkan ke sekeliling tembok ruangan Stadion Krida Rembang. Mulai ruang ganti pemain, toilet, bahkan sampai tribun VIP.
Suka, penjaga Stadion Krida Rembang memperkirakan aksi anarkis terjadi pada Minggu di atas pukul 01.00 dini hari.
“Waktu itu saya tidur di sini jam 10 an malam lebih, jam 01 bangun suasana masih aman. Tapi sebelum tidur, sekilas saya sempat melihat ada gerombolan orang di jalan, depan Stadion Krida,” ungkapnya.
Suka menimpali dari pengakuan sejumlah pemain yang tidur di mes Stadion Krida, juga sempat mendengar suara berisik mencurigakan. Namun mereka tidak berani keluar kamar.
“Saya sendiri nggak dengar, karena posisinya agak berjauhan dengan ruangan yang dirusak. Kalau melihat kondisinya begini, pelaku sudah pasti lebih dari 1 orang. Nggak ada kamera CCTV, jadi nggak bisa langsung cek,” imbuh Suka.
Menurutnya, selama 25 tahun menjaga Stadion Krida, baru pertama ini ada aksi pengrusakan.
“Baru pertama kali mas, jujur saya merasa sangat sedih,” bebernya.
Lapor Polisi
Peristiwa ini mengundang keprihatinan dari manajemen PSIR Rembang.
Tanpa anggaran daerah, mereka sudah berupaya maksimal untuk mengikuti kompetisi. Namun ketika menelan rentetan kekalahan, justru ada pihak-pihak yang ingin semakin memperkeruh suasana, dengan tindakan anarkis.
Manajer PSIR Rembang, Siswanto berpendapat aksi anarkis, tidak bisa ditoleransi lagi.
“Suporter kecewa, silahkan, kami terbuka dengan saran kritikan. Tapi kalau sudah anarkis, menurut kami sudah melampaui batas. Ini aset daerah, kenapa dirusak,” tandasnya.
Pasca kejadian pengrusakan, pihak panitia pelaksana (Panpel) pertandingan PSIR melapor ke Polres Rembang.
Sejumlah polisi berpakaian preman langsung datang mengecek TKP dan mendokumentasikan kondisi pengrusakan. Polisi hingga saat ini masih menyelidiki keterlibatan para pelaku. (Musyafa Musa).