

Rembang – Tim PSIR Rembang terkena denda dari PSSI Jawa Tengah sebesar Rp 5 Juta, karena ada penonton yang menyalakan flare.
Hal itu terjadi seusai pertandingan antara PSIR Rembang melawan Persiharjo Sukoharjo, di Stadion Krida Rembang, 08 Januari 2025.
Dalam regulasi aturan tercantum tingkah laku buruk penonton menjadi tanggung jawab tim.
Termasuk larangan menyalakan flare. Satu flare berarti tim akan terkena denda Rp 2,5 Juta. Karena waktu itu pendukung PSIR Rembang kedapatan menyalakan 2 flare, sehingga dendanya mencapai Rp 5 Juta.
Denda wajib dibayarkan selambat-lambatnya 7 hari setelah penetapan keputusan. Apabila denda tidak dibayar, maka tim PSIR Rembang tidak diperbolehkan menjalani pertandingan berikutnya.
Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan di Stadion Krida Rembang, Zaenal Arifin “Gondes” menjelaskan saat kejadian flare dinyalakan, sebenarnya pertandingan telah selesai.
Tapi ternyata PSSI tetap melarang, baik sebelum maupun sesudah pertandingan.
“Tetap nggak boleh, sampai betul-betul nggak ada orang. Mau setelah pertandingan, ya nggak boleh, ini yang harus dipahami untuk semuanya saja,” tandasnya.
Kesadaran Penonton
Pihaknya sebelum pertandingan sudah melakukan sosialisasi larangan membawa flare kepada penonton maupun kelompok suporter. Selain itu, penonton saat masuk stadion juga digeledah. Hasilnya, tidak ditemukan flare.
Ia sendiri heran, apakah flare dilemparkan dari luar stadion atau lebih dulu disembunyikan.
“Di penggeledahan juga nggak ada, tas penonton dibuka nggak ada. Apa dilempar dari luar atau disembunyikan di mana gitu, kita nggak tahu mas,” imbuh Zaenal.
Pada pertandingan berikutnya, Panpel PSIR Rembang akan semakin memperketat penggeledahan, supaya kejadian serupa tidak terulang lagi.
“Penggeledahan akan kita mulai dari pintu pagar depan, kemudian mau masuk stadion digeledah lagi. Jadi pengamanan dua lapis nanti,” tuturnya.
Zaenal menimpali sebenarnya kalau merujuk aturan main kompetisi, penonton masuk stadion tidak hanya dilarang membawa flare, tetapi juga tidak boleh membawa rokok dan korek api.
Salah satu tujuannya untuk mencegah pelanggaran. Di banyak daerah sudah berlaku, tapi di Stadion Krida Rembang masih sulit, karena kurangnya kesadaran.
“Sempat kita coba berlakukan, korek mau kita sita. Tapi penonton bilang alah liga ngene wae kok disita. Apalagi kalau ada penonton yang dimasukkan, entah kenal atau gimana, ketahuan merokok, sementara penonton yang bayar nggak boleh merokok, terus gimana mas,” kata Zaenal.
Tim PSIR Rembang akan kembali melakoni laga kandang melawan Persika Karanganyar, Minggu sore (19/01).
Pertandingan ini diprediksi akan berlangsung seru, karena Persika menduduki puncak klasemen sementara group B Liga 4 Jawa Tengah, sedangkan PSIR mengejar target menang, supaya tetap membuka peluang lolos ke babak berikutnya. (Musyafa Musa).