Rembang – Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak di Kabupaten Rembang, kembali merebak.
Saat ini sudah ada laporan 37 kasus sapi terpapar PMK, 4 ekor diantaranya mati, terhitung dari akhir bulan Desember 2024 hingga awal Januari 2025.
Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto meminta masyarakat jangan panik, karena kondisi sekarang tidak separah wabah PMK pada tahun 2022 lalu.
Meski demikian masyarakat pemilik ternak harus tetap waspada.
“Memang perlu waspada, tapi situasi secara umum di tengah masyarakat, relatif tenang, tidak terlalu panik seperti waktu-waktu sebelumnya,” kata Agus, Senin (06/01).
Agus Iwan menambahkan pihaknya melakukan sejumlah langkah, diantaranya memperketat lalu lintas di pasar hewan, membentuk tim reaksi cepat untuk penanganan dan koordinasi dengan instansi lain, guna meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat.
“Kita sudah lakukan langkah-langkah penanganan,” tandasnya.
Terkait wacana penutupan pasar hewan, menurutnya akan dikaji bersama, melihat kondisi di lapangan.
“Tim dokter hewan sekembali dari lapangan, akan membahas. Soalnya pasar hewan juga menjadi ranah Dinas Perdagangan, kalau butuh penutupan, kita akan mengusulkan,” beber Agus.
Tapi jika nantinya potensi penularan tinggi dan hasil temuan pengecekan ternak sapi yang masuk ke pasar hewan sudah banyak tertular PMK, Agus berpendapat sebaiknya pasar hewan ditutup sementara.
Penyakit mulut dan kuku disebabkan virus dan bisa menyebar dengan cepat. Gejala umum, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, mulut berbusa dan kaki pincang akibat luka.
Kalau daya tahan ternak bisa ditingkatkan, biasanya penyakit PMK akan teratasi. Penyakit ini juga tidak menular ke manusia. (Musyafa Musa).