

Rembang – Seorang warga Desa Meteseh, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah membuat alat pemusnah sampah ramah lingkungan, karena merasa prihatin oleh banyaknya masyarakat membuang sampah ke sungai.
Pemusnah sampah karya Suko Siswanto (40 tahun) itu, terbuat dari tumpukan 3 drum bekas yang dimodifikasi, dengan mengandalkan energi panas api. Bagian bawah dan atas drum, terdapat lubang.
Suko Siswanto menjelaskan lubang atas berfungsi untuk memasukkan sampah, sekaligus cerobong asap. Khusus lubang bawah, menjadi tempat pembakaran.
“Sampah plastik maupun sampah basah, saya masukkan dari atas, bagian tengah drum ada sekat penyaring. Dari bawah kita bakar, nanti abu yang dihasilkan pembakaran sampah, rontok turun ke bawah,” tuturnya, Minggu (27 Oktober 2024).
Suko mengungkapkan pembakaran sampah menghasilkan abu dan asap. Keduanya sama-sama ditampung, untuk memupuk tanaman.
“Asapnya kita tampung, diolah menjadi pupuk cair. Jadi nggak hanya abunya saja yang bermanfaat untuk tanaman, tapi asapnya juga nggak terbuang, mengganggu lingkungan,” kata Suko.
Kebiasaan Buruk
Suko mengeluarkan uang pribadi sekira Rp 2.000.000 (dua juta rupiah), untuk membuat alat pemusnah sampah.
Hal itu ia lakukan, karena rumahnya berhimpitan dengan sungai dan jembatan. Setiap hari sering ada tetangganya membuang sampah ke sungai.
Pada tahun 2022 lalu, kampungnya dilanda banjir besar. Air sungai sulit mengalir, karena sumbatan sampah yang menggunung di sekitar jembatan.
“Sejak saat itulah, saya berpikir bagaimana untuk mengatasi kebiasaan buruk warga membuang sampah ke sungai. Makanya saya cari-cari cara dari internet, sistem apa yang pas. Kebetulan saya punya drum bekas, lalu saya buat alat pemusnah sampah ini,” beber Suko.
Suko menempatkan alat pemusnah sampah di atas jembatan, dekat rumahnya.
Setelah keberadaan alat itu dalam setahun terakhir, warga lebih senang membuang sampah rumah tangga ke dalam drum pemusnah sampah.
“Alhamdulillah respon warga ikut mendukung, jadi sangat mengurangi pembuangan sampah ke sungai. Kalau bisa konsisten, saya optimis sungai akan lebih bersih dan tidak banjir lagi,” pungkasnya.
Seorang tokoh masyarakat Desa Meteseh, Muhammad Maji’in menilai kepedulian Suko memberikan manfaat terhadap kebersihan lingkungan.
Ia menyarankan inovasi tersebut dapat ditularkan ke tempat lain, yang selama ini menjadi sasaran pembuangan sampah sembarangan.
“Saya kira bagus kalau dikembangkan. Soalnya saat saya cerita ke teman di kampung sebelah, mereka juga sangat tertarik. Soalnya jumlah sampah terus meningkat, tapi tidak diimbangi dengan pengelolaan yang baik,” kata Maji’in.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rembang, Ika Himawan Afandi mengakui armada truk sampah milik pemerintah daerah, belum mampu menjangkau sampai ke pelosok desa.
“Armada kendaraan dan sumber daya manusia (SDM) pekerja lapangan kami terbatas. Kalau ada warga punya inovasi buat alat pemusnah sampah, seperti di Meteseh, tentu kami sangat mengapresiasi. Apalagi hasilnya bisa dimanfaatkan untuk pupuk,” tandasnya. (Musyafa).