Arrohmaniyah Bersholawat : Bupati Berharap Manfaat, Kapolda Memohon Maaf
Arrohmaniyah Bersholawat dipadati para jemaah dari berbagai daerah, Senin malam (13/05).
Arrohmaniyah Bersholawat dipadati para jemaah dari berbagai daerah, Senin malam (13/05).

Pamotan – Bupati Rembang, Abdul Hafidz berharap keberadaan pondok pesantren MUS Arrohmaniyah dan SMK Arrohmaniyah Pamotan bisa bermanfaat untuk agama dan bangsa.

Abdul Hafidz yang menjadi pendiri pondok pesantren dan sekolah tersebut, menyampaikan hal itu pada Senin malam (13 Mei 2024), saat berlangsung Arrohmaniyah Bersholawat di halaman SMK Arrohmaniyah yang berada satu lokasi dengan kediaman pribadinya di Desa Pamotan.

“Semoga bisa bermanfaat untuk agama, bangsa dan negara, Aamiin Allahumma Aamiin, mpun ngoten mawon nggeh,” ujar Hafidz.

Belasan ribu jemaah tumpah ruah memadati lokasi pengajian, sekaligus untuk memperingati 1 tahun pondok pesantren dan SMK Arrohmaniyah, serta momen ulang tahun isteri Bupati, Hasiroh Hafidz ke-59.

Bahkan jemaah sampai meluber di jalan raya Rembang – Pamotan, maupun jalan raya Lasem – Pamotan. Panitia memasang sejumlah layar lebar, guna mengantisipasi membludaknya jemaah.

Minta Maaf

Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol. Ahmad Luthfi yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan permohonan maaf, apabila polisi di jajarannya masih belum memberikan pelayanan terbaik.

“Mohon maaf apabila ada anggota (polisi) dalam menjalankan tugas, sampai kurang berkenan di hati bapak ibu sekalian. Berikan masukan sehingga Polri selalu dicintai oleh masyarakat kita,” tuturnya.

Ia memohon kepada para jemaah untuk turut mendoakan supaya polisi di jajaran Polda Jawa Tengah kedepan bisa lebih baik.

“Kalau polisinya baik, saya yakin masyarakatnya akan lebih baik,” tandas Kapolda.

Sholawatan dipimpin menantu Habib Luthfi, Habib Ali Zainal Abidin Assegaf, dari Pekalongan.

Setelah itu, pengajian ditutup dengan ceramah ulama dari Bojonegoro Jawa Timur, KH Anwar Zahid.

Kiai Anwar Zahid lebih banyak memberikan tausiyah tentang tiga hal, sebagai bekal menuju kematian, yakni berdzikir, bersyukur dan patuh dengan hal-hal yang baik.

“Menungsa iku tandurane Gusti Allah. Ndonya Iki sawah, akhirat iku omah.

Yen disenengi Allah, podho koyo tukang foto seneng karo sing arep difoto. Allah bakal noto matine wong disenengi. Mati pas dzikir, Allah, Allah, Allah. Podho Karo tukang foto yen seneng, sing difoto ditoto sik, ayo siap-siap, senyum, jepret. Yen ora seneng, motone pas wayahe mangap dijepret,” ungkap Anwar Zahid. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan