Catatan Petugas Haji (21) : Tiga Lokasi Beli Bakso Di Tanah Suci, Tempat Terakhir Bikin Heran
Bakso yang dijual pedagang di belakang Kantor Daker Makkah. (Foto atas) Jemaah haji Indonesia menikmati bakso dari penjual keliling di Terminal Syb Amir, sebelah utara Masjidil Haram.
Bakso yang dijual pedagang di belakang Kantor Daker Makkah. (Foto atas) Jemaah haji Indonesia menikmati bakso dari penjual keliling di Terminal Syb Amir, sebelah utara Masjidil Haram.

Makkah – Di sela-sela menjadi petugas haji di tanah suci pada tahun 2023, rasa kangen dengan Indonesia pasti terasa. Termasuk masakan khas kuliner tanah air. Bakso salah satunya.

Nah..memang bukan hal mudah untuk mendapatkan bakso. Kalau pengalaman saya sekira 2 bulan di sana, tiga kali bisa menikmati bakso di tempat yang berbeda.

Saya cerita lokasi pertama dulu. Seusai piket dari Masjidil Haram, siang itu mobil yang membawa rombongan kami, tiba-tiba tidak melaju di jalur biasanya ke arah hotel. Tetapi justru menuju arah lain.

Ternyata oleh Kepala Seksus Masjidil Haram, kita akan ditraktir makan bakso. Warung baksonya berada di belakang kantor daerah kerja (Daker) Makkah, tempat petugas Kementerian Agama ngantor, selama menangani ibadah haji.

Begitu sampai, warungnya kecil, kira-kira ukuran 3 x 6 meter. Tapi yang membuat saya terkejut, woww..luar biasa ramai. Banyak sekali jemaah haji mampir ke warung ini, hanya karena penasaran ingin makan bakso. Untuk masuk pun, harus antri dulu.

“Yang sudah di dalam, kayaknya nggak bisa santai makannya. Habis makan, langsung buru-buru cabut, soalnya sungkan sudah ditunggu sama pembeli lain di luar,” batinku saat berdiri menunggu di depan warung.

Kemudian tempat bakso kedua, saat saya perjalanan naik bus dari Makkah ke Madinah.

Bus berhenti di sebuah rest area. Selain buang air kecil, kita juga diberikan kesempatan untuk menikmati makanan khas Indonesia yang ada di rest area tersebut. Kebetulan ada soto dan bakso.

Sama dengan di tempat pertama tadi, lokasi kedua ini penjualnya juga berasal dari Indonesia.

“Meski hanya dapat 4 buah penthol, lumayan seger, panas-panas,” tutur seorang teman sambil membawa semangkok bakso.

Harga bakso satu porsi di tanah suci, rata-rata dibanderol dengan harga 20 Real atau Rp 80 Ribu.

Uniknya Bakso Ketiga

Nah..untuk bakso yang ketiga ini saya temukan di Terminal bus Syb Amir dekat Masjidil Haram, tempat naik turunnya jemaah haji Indonesia.

Yang membedakan dengan dua lokasi sebelumnya menetap di satu area, kali ini adalah penjual bakso keliling, membawa gerobak dinaikkan sepeda motor.

Selain itu, penjualnya warga Arab. Waduh..kok bisa ?? Seorang rekan yang sudah lama bermukim di tanah suci bertanya kepada pria tersebut. Ia mengisahkan punya isteri orang Indonesia dan bakso yang dijajakan, merupakan buatan sang isteri.

“Yah..pantesan, baksonya juga lumayan enak, khas Indonesia banget. Awal mulanya heran, kok bisa orang Arab masak bakso. Lha wong isterinya orang Indonesia. Tapi penjual bakso keliling tidak setiap hari ada, kita baru nemu pas mau pulang ke Indonesia,” kata seorang jemaah haji.

Penjual bakso keliling ini sontak langsung diserbu para jemaah haji, sebelum mereka naik bus, seusai sholat dari Masjidil Haram.

Harga bakso penjual keliling lebih murah, hanya 5 Real atau Rp 20 Ribu, karena porsinya memang lebih sedikit.

“Ibarat kata kalau di Indonesia, penjual penthol gitu lah,” gumamku tersenyum.

Setelah tulisan ini, akan saya kisahkan perjalanan menuju Kota Madinah dan serba-serbi Masjid Nabawi. Meski singkat, tapi begitu melekat. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan