Awalnya Dipakai Untuk Keperluan Sendiri, Tapi Kini Sudah Tembus Sulawesi
Warga Desa Sendangasri Kecamatan Lasem membuat orok pemetik buah yang laku dibeli pengunjung, Jum’at (11/08).
Warga Desa Sendangasri Kecamatan Lasem membuat orok pemetik buah yang laku dibeli pengunjung, Jum’at (11/08).

Lasem – Kalau anda memetik buah mangga menggunakan galah bambu yang ujungnya dipasangi orok tali senar, pernahkah terbersit produk dari mana ?

Ternyata hasil kerajinan orok itu, salah satunya berasal dari Desa Sendangasri Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang. Siapa sangka, produk tersebut sudah merajai pasaran di Jawa Timur, bahkan hingga Sulawesi, karena turut dipasarkan secara online.

Mutmainah, salah satu pengrajin orok menjelaskan proses pembuatan melibatkan ibu rumah tangga, memanfaatkan waktu luang. Setiap orok dibanderol dengan harga Rp 10 Ribu, di tingkat grosir. Selain melayani permintaan lokal, pihaknya juga sudah mengirimkan orok ke berbagai daerah.

“Selain orok untuk memetik mangga, kita juga buat untuk memetik buah sawo dan yang lain. Alhamdulillah dari Sulawesi sudah pesan. Memang yang paling laris orok pelem (mangga), “ ungkapnya.

Dosen Universitas YPPI Rembang yang juga pembina desa wisata Sendangasri, Muh. Tahwin mengatakan awalnya produk orok digunakan untuk kepentingan sendiri.

Kebetulan di kampungnya Sendangasri banyak penebas (pengepul) mangga, sehingga lama kelamaan banyak yang minta dibuatkan.

Lantaran pesanan kian bertambah, kemudian pemasaran juga menggunakan media online. Tak heran jika Orok Sendangasri akhirnya semakin terkenal.

“Semula dipakai sendiri, lama kelamaan dipasarkan. Kan berkembang terus, gethok tular istilahnya. Apalagi sekarang ada facebook, status WA, jadi lebih mudah menyebar, “ kata Tahwin.

Saat musim panen mangga, pesanan orok mencapai ratusan buah per bulan. Yang menjadi PR saat ini adalah bagaimana bungkus kemasan orok bisa lebih menarik, supaya tidak kalah bersaing dengan produk serupa dari daerah lain. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan