

Rembang – Kota Rembang dinilai belum memiliki identitas yang kuat, untuk branding sebuah daerah.
Anggota DPRD Rembang dari daerah pemilihan Rembang Kota, Agus Sutrisno mencontohkan identitas pintu gerbang masuk Kota Rembang, sampai sekarang masih belum banyak berubah.
“Ini contoh sederhana, batas kota. Batas kota barat, timur maupun selatan, monggo jadi bahan pemerintah untuk memperbaiki wajah kota. Ucapan selamat datang Rembang itu penting, karena dilihat pengguna jalan dari berbagai daerah, “ ungkapnya.
Agus melanjutkan identitas lain belum ada potensi yang ditonjolkan, guna menajamkan posisi Rembang.
Kalau disebut sebagai Kota Garam, sejauh ini belum nampak. Kemudian jargon Kota Kawis, terasa semakin meredup.
Ia ingin ada potensi yang menjadi branding daerah, apakah dari sisi kuliner khas, wisata pantai atau batik tulis Lasem, sebuah warisan budaya yang semakin mendunia.
“Belum ada identitas atau ornamen tertentu yang menampakkan kekuatan Rembang. Saya usul, batik Lasem sebagai warisan budaya bisa ditetapkan sebagai ikon, “ tandas Agus.
Menurut Agus, kalau bicara Kota Rembang secara umum, kerap pula muncul pembicaraan sebenarnya posisi Kota Rembang ada di titik mana.
Kondisi ini menjadi tantangan kedepan untuk mewujudkan tata kota yang bisa menimbulkan rasa bangga masyarakat.
Ia menyebut kalaupun Rembang belum memiliki mall, setidaknya Pasar Rembang bisa ditata lebih bersih dan rapi, sehingga memunculkan rasa kebanggaan.
“Yang saya amati, rasa bangga dan kagum dari wajah Kota Rembang ini belum ada. Bahkan di mana posisi Kota Rembang, sempat menjadi bahasan di lingkungan dewan bersama eksekutif, “ ujar Ketua PKS Kabupaten Rembang ini.
Sambil menunggu proses penataan kota, Agus menyarankan Pemkab Rembang fokus membereskan berbagai masalah yang ada di depan mata.
“Perbanyak taman kota, ditata lebih baik, kembalikan fungsi trotoar, tambah kecantikan wajah kota kita. Ini perlu komitmen, inovasi dan yang pasti kami siap mendukung, “ pungkasnya. (Musyafa Musa).