Bupati Rembang : “Berangkat Jam 8 Pagi, Sampai Sana Setengah 3 Sore…”
Jalur Pantura Rembang, banyak lubang menganga.
Jalur Pantura Rembang, banyak lubang menganga.

Rembang – Parahnya kerusakan jalan di jalur Pantura wilayah Kabupaten Rembang, menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat.

Bupati Rembang, Abdul Hafidz mengaku baru saja mengundang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) jalur Pantura, guna membahas perbaikan jalan di akses jalan nasional tersebut.

Ia menyampaikan sindiran para pengguna jalan, ketika merasakan jalan rusak dan gelap, pertanda sudah masuk Kabupaten Rembang, Jawa Tengah yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur.

“Waktu ketemu pak Gubernur juga saya sampaikan, kalau terasa nggronjal-nggronjal berarti masuk Jawa Tengah. Kalau peteng (gelap), pertanda masuk Rembang, “ ujarnya.

Hafidz berharap penanganan jalan Pantura benar-benar diperhatikan, karena padatnya arus lalu lintas.

“Saya mengundang PPK, saya minta jalan di kota harus ditata. Soalnya kita nggak punya jalan lingkar. Peh Rembang daerah paling ujung, paling miskin, nggak diperhatikan, “ kata Hafidz.

Menurut informasi dari PPK, jalan dari perbatasan barat sampai masuk Kota Rembang akan ditata dengan aspal hotmix, sedangkan dari sebelah utara Masjid Tireman ketimur, hingga Kaliuntu Desa Pasar Banggi, rencananya dicor beton.

“Soalnya ruas jalan itu sudah tidak layak untuk sekelas jalan nasional. Lama tidak ada penataan drainase, apalagi tanahnya juga gerak, “ bebernya.

Perbaikan jalan Pantura diperkirakan mulai bulan Februari – Maret mendatang. Proyek jalur pantura Kabupaten Rembang yang sudah dilelang, kisaran anggarannya mencapai Rp 120 Miliar.

“Tolong temen-temen wartawan sampaikan bahwa perbaikan jalan Pantura itu bukan kewenangan Bupati (Pemkab), tapi di media sosial Bupati jadi bulan-bulanan. Jalan nasional itu kewenangan pemerintah pusat, “ tandasnya.

Hafidz menambahkan curah hujan tinggi di Jawa Tengah, mengakibatkan bencana banjir di sebagian besar daerah. Termasuk banyak jalan rusak dan genangan air di jalan, sehingga memicu kemacetan.

Ia menceritakan pengalamannya pergi ke Semarang. Sudah berangkat pagi, tapi sampai sana sore hari, lantaran macet parah.

“Kami dari sini jam 8 pagi, sampai sana setengah 3 sore. Genangan air dari Juana, Pati, Demak meluber ke jalan. Alhamdulillah Rembang hanya banjir liwatan saja. Memang jalan yang jadi sisa PR kami, “ tuturnya.

Selain jalan rusak, menurut Bupati juga ada 7 lokasi jembatan putus akibat bencana alam, yang harus ditangani Pemkab Rembang, guna menormalkan mobilitas masyarakat. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan