Bedanya Angkutan Umum Dan Ojek Online, Pasca Harga BBM Naik
Aktivitas sopir angkutan dan ojek online di Rembang, Senin (05/09).
Aktivitas sopir angkutan dan ojek online di Rembang, Senin (05/09).

Rembang – Pelaku usaha angkutan di Kabupaten Rembang menaikkan tarif penumpang, menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Langkah itu terpaksa mereka tempuh, meski belum ada kebijakan penyesuaian tarif dari pemerintah.

Rupadi, seorang sopir angkutan umum Rembang – Sulang mengungkapkan saat harga lama Pertalite masih Rp 7.650 per liter, tarif Rembang – Sulang hanya Rp 5.000.

Begitu BBM naik, ia bersama rekan-rekannya sesama sopir sepakat menaikkan menjadi Rp 7.000 per orang.

“Jadi naik Rp 2 Ribu. Tapi ibaratnya yang dinaikkan siapa, lha wong nggak ada penumpang, sepi mas. Mau nggak mau diterima apa adanya, yang pasti harus naik. Kalau nunggu kebijakan pemerintah, terlalu lama, “ ungkapnya, Senin (05/09).

Angkutan kuning Rembang – Sulang semula berjumlah 20 unit. Sepinya penumpang akibat pengaruh kendaraan pribadi, membuat jumlah angkutan yang masih beroperasi tinggal 7 – 8 unit.

Sedangkan untuk tarif penumpang bus mini Rembang – Blora, sebelumnya dipatok Rp 20 Ribu per orang. Setelah harga solar naik dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter, sopir tetap harus menaikkan tarif penumpang.

Khoiri, seorang sopir bus mini Rembang – Blora mengaku sebenarnya tidak tega, karena melihat beban penumpang, yang umumnya merupakan kalangan pedagang. Ia menghitung idealnya naik menjadi Rp 25 Ribu per orang.

“Mau saya naikkan Rp 25 Ribu kok berat rasanya, kasihan penumpang. Yang jarak dekat, saya mintai tambah ongkos sementara ini. Tapi mau gimana, solar biasanya ngisi habis Rp 60 Ribu, sekarang jadi Rp 80 Ribu per hari, “ kata Khoiri.

Berbeda dengan ojek online yang tarifnya masih tetap pada hari Senin (05/09).

Jarak terdekat ketika membawa penumpang, tarifnya Rp 12 Ribu. Si ojek online menerima bagian Rp 10 Ribu. Kalau mengantar makanan jarak terdekat, tarifnya Rp 8.000, bagian untuk driver ojek online Rp 6.400.

Seorang pengendara ojek online (Ojol) di Rembang, Indrayana berharap ongkos kirim bisa dinaikkan, seiring dengan bertambahnya pembelian BBM Pertailte.

“Kalau jumlah penumpang dan pengiriman makanan masih stabil. Penginnya ongkos kirim bisa naik, tinggal menanti kabar dari operator Ojol seperti apa. Saya kalau ngisi BBM, rata-rata pengeluaran yang semula Rp 20 Ribu, sekarang jadi Rp 25 Ribu per hari, “ terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Rembang, Arif Ramadhan menyatakan pihaknya masih menunggu arahan dari tingkat pusat, guna menyusun tarif baru angkutan umum.

“Akan kita rundingkan bersama tim, soalnya kita juga masih menunggu. Nanti kalau sudah jadi, akan segera kita infokan lagi, “ beber Arif.

Ia mengimbau pelaku usaha angkutan menunggu pengumuman tarif baru dari pemerintah. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan