Rembang – Kapal cantrang KM Wahyu Mina Barokah IV dibakar di perairan Laut Jorong Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Senin (11/04) sekira pukul 13.00 WITa.
Di dalam kapal tersebut ada 17 orang anak buah kapal (ABK). Masing-masing 15 orang warga Kabupaten Rembang dan 2 lainnya warga Kabupaten Pati.
Berdasarkan data pihak kepolisian, rincian identitas ABK yakni Agus Priyono (39 tahun) warga Kelurahan Tanjungsari Rembang, Sariful Huda (36 tahun) warga Desa Bogorejo Kecamatan Sumber Rembang, Toha Said Hariyanto (19 tahun) warga Desa Pengkol Kecamatan Kaliori Rembang, Jaya Hartono (32 tahun) warga Desa Karangsekar Kecamatan Kaliori Rembang, kemudian Dwi Okta Imawan (25 tahun) warga Desa Karangsekar Kecamatan Kaliori Rembang, Ahmad Kholid (27 tahun) warga Desa Kedungasem Kecamatan Sumber Rembang.
Selanjutnya Amal Ahmad Yusuf (26 tahun) warga Desa Pandan Kecamatan Pancur Rembang, Setyo Wahyudi (33 tahun) warga Desa Waru Rembang, Suparjo warga Desa Pasar Banggi Rembang, Widi Ardianto (25 tahun) warga Desa Pasar Banggi Rembang, Samsudin (21 tahun) warga Kelurahan Leteh Rembang, Ahmad Juhairi (28 tahun) warga Desa Purworejo Kecamatan Kaliori Rembang, Slamet Wiyarso (41 tahun) warga Desa Labuhan Kecamatan Sluke Rembang, M David Febianto (22 tahun) warga Desa Purworejo Kecamatan Kaliori Rembang dan Yoyok Yudiono (30 tahun) warga Desa Tambakagung Kecamatan Kaliori Rembang.
Sedangkan 2 warga Kabupaten Pati, yakni Sukahar (40 tahun) warga Desa Kedalon Kecamatan Batangan Pati dan Ahmad Kharisma (18 tahun) warga Desa Bendar Kecamatan Juana Pati.
Peristiwa itu bermula ketika nelayan lokal Kalimantan Selatan, seperti dari Kotabaru, Batulicin, Pagatan, Jorong, Asam-Asam, Kintap dan sekitarnya mendengar informasi ada kapal cantrang menangkap ikan di perairan berjarak sekira 11,8 Mil dari bibir pantai. Mereka kemudian langsung bergabung melakukan sweeping, hingga memergoki 3 unit kapal cantrang.
2 kapal cantrang lolos, sedangkan 1 kapal KM Wahyu Mina Barokah IV berhasil diamankan, kemudian dibakar. Nelayan lokal terpancing emosi, karena niat awalnya sebatas ingin mengamankan ketiga kapal. Tapi salah satu dari 2 kapal yang kabur, terdengar suara tembakan untuk menakut-nakuti.
Meski kapal dibakar, namun semua ABK dalam kondisi selamat. Setelah itu, diserahkan kepada petugas Satpolair setempat.
Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Rembang, Kartono ketika dikonfirmasi, Selasa (12/04) mengaku sudah menerima kabar tersebut.
Dari hasil penelusurannya, kapal yang dibakar merupakan kapal milik nelayan Juana – Pati, namun kebetulan sering bersandar di Pelabuhan Tasikagung, Rembang.
“Yang saya tahu kapal itu dari Juana, biasanya pengurus paguyuban yang nanti akan menyelesaikan. Cuma karena ABK nya banyak dari Rembang, kalau HNSI diminta bantuan, kami juga siap, “ tuturnya.
Kartono menambahkan terkadang ABK kapal cantrang beroperasi mendekati pulau, karena alasan banyak ikan, sehingga hal itu memicu kemarahan nelayan lokal.
Supaya lebih aman, ia menyarankan idealnya kapal-kapal besar menjauh dari pulau atau jarak 30 Mil lebih.
“Syukur bisa di atas 71 Mil. Kalau terlalu ke pinggir, tetap rawan dioyak-oyak nelayan lokal. Soalnya alat tangkap mereka dulu-dulu sering rusak oleh alat tangkap dari kapal Jawa. Kan pernah kapal dari Tegal juga dibakar di sana, “ imbuh Kartono.
Kepala Desa Karangsekar Kecamatan Kaliori, Jasmani membenarkan ada 2 warganya yang menjadi ABK kapal Wahyu Mina Barokah IV. Keduanya tinggal serumah, memiliki hubungan paman dan keponakan.
Pihak keluarga sudah menelfon yang bersangkutan. Kondisinya dipastikan selamat, namun sampai hari Selasa (12/04) masih berada di kantor polisi.
“HP nya bisa dihubungi kok, malah tadi pihak keluarga sempat video call, “ ujarnya.
Jasmani berharap para nelayan bisa kembali pulang ke kampung halaman.
“Entah lewat udara, darat atau laut, yang penting bisa pulang selamat. Itu harapan dari keluarga maupun pemerintah desa, “ terang Jasmani.
Sementara itu, Kasat Polair Polres Rembang, AKP Sukamto menanggapi pihaknya sampai Selasa siang belum diajak koordinasi dari kepolisian Tanah Laut, terkait nelayan Kabupaten Rembang dan Pati yang diamankan di sana.
“Kami belum diajak koordinasi. Kita juga belum dapat konfirmasi dari pemilik kapal mas, bagaimana tindak lanjutnya, “ bebernya. (Musyafa Musa).