

Rembang – Pihak Sekretariat Dewan (Setwan) DPRD Rembang memastikan sudah meneruskan tuntutan mahasiswa yang Senin kemarin (11/04), menggelar aksi demo di gedung DPRD Rembang.
Sekretaris DPRD Rembang, Nur Purnomo Mukdi Widodo menjelaskan tuntutan mahasiswa tertuang dalam nota kesepakatan yang ditandatangani oleh perwakilan mahasiswa dan Ketua Komisi I DPRD Rembang.
Di dalamnya terdapat butir-butir penolakan kenaikan harga BBM, menolak mafia minyak goreng, menolak penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden. Dokumen tersebut sudah dikirim melalui email DPRD Rembang kepada Bagian Pengaduan Masyarakat DPR RI.
“Sudah kami kirim resmi melalui email, dengan surat pengantar dari DPRD Rembang. Langsung pada hari itu juga, tanggal 11 April, “ kata Nur Purnomo, Selasa pagi (12/04).
Sebelumnya, anggota DPRD Rembang, Muh. Subawoto yang menemui para pendemo menyampaikan bahwa aspirasi mahasiswa berkaitan dengan kebijakan pemerintah pusat. Maka DPRD Rembang sebatas meneruskan aspirasi dari tingkat daerah.
“Semuanya itu yang jenengan sampaikan, semisal harga BBM, semua di Jakarta, bukan di DPRD Rembang. Makanya kita sampaikan, kapasitas saya sebagai wakil rakyat, “ tandasnya.
Namun sejumlah perwakilan mahasiswa meragukan apakah ada jaminan tuntutan benar-benar akan diteruskan ? Subawoto, politisi PKB dari Desa Lambangan Wetan Kecamatan Bulu ini bahkan sampai bersumpah, pasti akan diteruskan.
“Bisa dicek nanti, sekarang IT banyak, surat itu nyampe nggak. Yakin seyakin-yakinnya, saya orang Islam, Billahi pasti akan disampaikan, “ imbuh Subawoto.
Dalam aksi demo di gedung DPRD Rembang yang mengatasnamakan Aliansi Rembang Menolak, berjalan cukup kondusif, meski sempat sedikit tegang, Senin siang.
Saling dorong terjadi, lantaran mahasiswa dilarang masuk ke dalam ruang paripurna gedung DPRD. Kebetulan ruang paripurna DPRD masih dipakai rapat.
Seorang mahasiswa menyatakan pelajar dan mahasiswa tugas pokoknya adalah belajar. Namun ketika beragam masalah tak kunjung diselesaikan pemerintah dan menyusahkan masyarakat, maka pelajar serta mahasiswa wajib turun ke jalan.
“Kami rela berpanas-panasan, tidak seberapa dengan kesengsaraan rakyat antri minyak goreng. Yang kami takutkan bukan kulit hitam, yang kami takutkan bukan kelaparan kehausan. Tapi kami takut 3 periode, “ sindir seorang orator, seputar wacana perpanjangan jabatan Presiden. (Musyafa Musa).