Bekerja Dalam Senyap, Garangan 3 Dibalik Berubahnya Penampilan Alun-Alun Rembang
Taufik Darmawan (tengah kaos hitam) bersama tim Garangan 3 yang shif pagi di kawasan Alun-Alun Rembang.
Taufik Darmawan (tengah kaos hitam) bersama tim Garangan 3 yang shif pagi di kawasan Alun-Alun Rembang.

Rembang – Setelah kewenangan Alun-Alun Rembang dilimpahkan dari Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman (DPKP) kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mulai Januari 2022, sekarang kondisinya lebih bersih dan semakin tertata. Apa rahasia instansi tersebut, sehingga melakukan gerak cepat untuk menata Alun-Alun ?

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan DLH Kabupaten Rembang, Taufiq Darmawan menyadari Alun-Alun merupakan kawasan publik paling vital, sehingga ia meminta personil di lapangan untuk meningkatkan komitmen.

Saat ini total pekerja yang menangani Alun-Alun ditambah menjadi 10 orang, terbagi dalam 2 shif, sampai pukul sembilan malam.

“Harus punya komitmen lebih kuat. Karena Alun-Alun sudah mulai didatangi masyarakat pukul 05 pagi, maka tenaga kebersihan jam 5 sudah mulai, dari sebelumnya jam 6 pagi. Sore sampai malam hari juga harus terpantau, karena aktivitas ekonomi di situ sangat tinggi, “ ungkapnya, Minggu (30/01).

Kedepan ia ingin Alun-Alun Rembang terpantau selama 24 jam, utamanya dari sisi kebersihan. Bahkan pihaknya berencana mengusulkan pos jaga di dekat Alun-Alun.

“Akan kita usulkan agar dibuatkan pos petugas jaga tenaga kebersihan, “ imbuh Taufik.

Pelimpahan kewenangan tersebut, secara otomatis DLH memperoleh penambahan 38 personil petugas taman. Rinciannya, 24 pegawai negeri (aparatur sipil negara), kontrak daerah 3 orang dan 11 tenaga harian lepas (THL).

Ada yang menarik dibalik julukan petugas kebersihan dan pertamanan, karena Taufik memberikan penamaan Garangan 1, Garangan 2 dan Garangan 3.

Tim Garangan 1 menangani jalan lingkar, Tim Garangan 2 merupakan tim rabas-rabas dan Tim Garangan 3 khusus bertugas di Alun-Alun.

“Mohon maaf mungkin Garangan konotasinya negatif ya, tapi ada filosofi positif yang terselip di dalamnya, “ ungkapnya.

Menurut Taufik dipilihnya nama Garangan, karena hewan tersebut bekerja dalam senyap, tapi menyelesaikan tugas. Selain itu, mampu mengatasi masalah meski menghadapi rintangan yang berat sekalipun.

“Sekelas ular cobra dengan bisanya yang maut, Garangan mampu menghadapi. Julukan itu sebenarnya lebih untuk mencairkan komunikasi, biar tidak ada sekat antara atasan dengan temen-temen di lapangan, “ beber Taufik.

Tim Garangan 3 yang bertugas di Alun-Alun ini sudah melakukan langkah-langkah berupa rabas-rabas ranting pohon, sehingga menjadi lebih rapi.

Kemudian membersihkan lantai Alun-Alun yang terdapat cukup banyak kerak hitam, penataan rumput dan perbaikan lampu penerangan.

“Akan kita lakukan penanganan secara bertahap mas. Tidak hanya Alun-Alun, tapi juga taman dan ruang terbuka hijau lain, “ pungkasnya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan