Dikatakan Bupati Goblok, Abdul Hafidz : “Ndak Apa-Apa, Coba Sekarang Dilihat…”
Jalan di sebelah barat Perempatan Galonan Rembang, kini kondisinya sudah mulus. (Foto atas) Bupati Rembang, Abdul Hafidz.
Jalan di sebelah barat Perempatan Galonan Rembang, kini kondisinya sudah mulus. (Foto atas) Bupati Rembang, Abdul Hafidz.

Rembang – Bupati Rembang, Abdul Hafidz menyatakan tidak akan terpengaruh oleh cemoohan atau cacian dari netizen yang menyoroti tentang kerusakan jalan, karena dalam membangun, semuanya butuh proses.

Abdul Hafidz mencontohkan tahun 2020 pihaknya sempat digempur berita kerusakan jalan lingkar dari Pertigaan Soklin Tireman sampai Perempatan Galonan. Bahkan ada netizen yang berkomentar Bupati goblok.

“Di Medsos itu, ora karu-karuan. Bupati goblok, ngurusi ngene ae ora iso, ndak apa-apa, ndak apa-apa, “ tuturnya.

Kala itu pemerintah harus memastikan dasar jalan benar-benar kuat dulu. Setelah digrosok, kemudian dibiarkan 1 – 2 tahun, supaya padat. Begitu padat, baru mulai dibeton. Kalau dipaksakan lebih cepat, bisa seperti beton jalur Pantura Batangan, Pati yang rusak berat.

Berbagai kritik dan cemoohan, ia biarkan karena pemerintah dalam melangkah harus mengkaji dari sisi teknis dan keilmuan.

“Kami yakin dengan cara yang kita tempuh, “ tandasnya.

Tapi sekarang begitu jalan sudah diperbaiki, ia berharap nantinya akan lebih kuat bertahan lama.

“Coba sekarang dilihat, setelah dasarnya kuat, selesai dengan baik, “ beber Bupati.

Bupati juga mendengar kritikan tentang perbaikan jalan antara Desa Waru Rembang sampai Perempatan Galonan yang sempat dinilai carut marut. Kondisi carut marut, karena memang belum selesai. Tapi sekarang setelah tuntas, ia mempersilahkan masyarakat untuk mengecek.

“Lha urung rampung diberitakan, yo isih carut marut. Kan beritanya simpang siur, tak biarkan saja. Coba sekarang dicek, selesai semua, bagus, “ imbuh Hafidz.

Bupati sengaja melontarkan hal itu, agar masyarakat memahami dalam menggunakan anggaran daerah, tidak bisa hari ini jalan rusak, besok langsung diperbaiki. Butuh perencanaan, penganggaran, lelang sampai eksekusi kegiatan.

“Semua ada tahapan-tahapannya, masyarakat mesti memahami itu, “ pungkasnya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan