Rembang – Pasar Tani Masyarakat Rembang (Pasti Marem) yang digelar di halaman parkir Kantor Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, akan diperluas hingga ke tingkat kecamatan.
Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan, Agus Iwan Haswanto, menuturkan antusias yang bagus menjadi salah satu faktor, kenapa kegiatan tersebut melebarkan sayap. Rencananya dimulai bulan Januari 2022, menyesuaikan kecamatan yang siap menyelenggarakan.
“Kita pilih yang butuh dan pangsa pasarnya belum begitu bagus, sehingga kita jajaki dengan adanya Pasar Tani di kecamatan tersebut. Awal-awal, pembawaan produk dari desa ke lokasi, memang ada kendala, karena jauh. Tapi belakangan ini sudah berjalan bagus, “ ujarnya.
Agus menambahkan Pasar Tani Masyarakat Rembang biasanya digelar dua Minggu sekali tiap hari Jum’at, bekerja sama dengan kelompok tani dan penyuluh tani di 14 kecamatan. Ia berharap bisa memberikan tambahan saluran pasar dari petani, langsung ke pembeli.
Meski dengan harga lebih rendah dari harga pasar, namun petani tetap mendapatkan keuntungan. Selama ini keterpautan harga, sering dinikmati para pengepul atau tengkulak. Begitu pula pembeli, mereka memperoleh harga yang relatif lebih murah.
“Jadi sama-sama diuntungkan, antara penjual dan pembeli. Saya amati barang yang dibawa ke Pasar Tani ini, habis terbeli, “ imbuh Agus Iwan.
Barang-barang yang dijajakan di Pasti Marem bervariasi, mayoritas sayur-sayuran, buah-buahan, telur dan komoditas pertanian lainnya.
Seorang pembeli yang datang ke Pasar Tani di halaman Kantor Dinas Pertanian Dan Pangan, Widya menganggap kegiatan tersebut sangat bagus dan layak untuk ditingkatkan kapasitasnya.
Ia sebatas menyarankan suara live musik yang mengiringi di dekat Pasar Tani volumenya bisa dikecilkan sedikit, supaya tidak mengganggu proses transaksi jual beli.
“Acaranya bagus, cuman sekedar kasih masukan saja waktu ada live musik, dibikin pelan-pelan atau agak sayup-sayup untuk menghangatkan suasana. Tapi jangan kenceng-kenceng suaranya, waktu lagi tanya barang sama berapa harganya jadi keganggu. Akhirnya kurang nyaman. Saat transaksi, penjual dan pembeli sampai teriak-teriak, “ kata Widya. (Musyafa Musa).