Bawah Tergerus, Beban Berat Kendaraan Memperparah Keadaan
Jalan di dekat jembatan Desa Gading Kecamatan Sale, dipasangi batu sebagai penanda kondisinya rawan.
Jalan di dekat jembatan Desa Gading Kecamatan Sale, dipasangi batu sebagai penanda kondisinya rawan.

Sale – Akses jalan di dekat jembatan Desa Gading, Kecamatan Sale terancam longsor, karena bagian sayap jembatan tergerus air dan diperparah tingginya beban muatan. Posisi jalan mulai menggantung, sehingga warga terpaksa memasang batu berjejer di tengah jalan untuk rambu darurat.

Seorang pengguna jalan, Aminanurrochman mengatakan kondisi tersebut mengakibatkan akses jalan menjadi sempit. Apalagi jika ada arus kendaraan dari dua arah berlawanan, tentu akan membahayakan. Mengingat, lalu lalang truk tambang bermuatan berat tergolong cukup padat setiap harinya.

“Terutama pada malam hari, pengguna jalan harus lebih waspada. Saya selaku warga maupun pengguna jalan ya berharap segera ditangani, biar tidak rawan, “ ujarnya, Kamis (10 Juni 2021).

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Rembang, Sugiharto mengakui jalan terancam longsor di dekat jembatan Desa Gading sudah didata oleh petugas lapangan.

“Ada 3 lokasi yang kita inventarisir, yakni jembatan Sidorejo Sedan, jembatan Gundi Desa Kedungrejo Rembang yang diterjang banjir bandang dan sayapan jembatan Desa Gading Kecamatan Sale. Semoga nggak nambah lagi, soalnya anggaran kita cuma Rp 330 Juta, “ ungkapnya.

Sugiharto menambahkan khusus sayapan jembatan di Desa Gading, akan dilakukan rehabilitasi untuk mengembalikan kondisinya seperti semula.

“Tapi bertahap ya mas, “ tutur Sugiharto.

Pihaknya sendiri serba dilema dalam penanganan jalan dan jembatan rusak di Kabupaten Rembang. Satu sisi, bobot kendaraan yang melintas kerap melebihi kapasitas maksimal.

Jalan Desa Gading – Tahunan Sale merupakan jalan tambang. Kriteria jalannya termasuk kelas III, idealnya dilewati kendaraan maksimal berbobot 8 ton. Namun selama ini sering dilalui kendaraan bertonase sampai 30 ton. Sedangkan di sisi lain, anggaran untuk penanganan sangat terbatas.

“Biar masyarakat juga ikut memahami, soalnya umur jalan menjadi tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan atau lebih cepat rusak. Kami selaku pengampu jalan dan jembatan, harus pinter memanage anggaran, supaya bisa kebagian semua, “ pungkasnya.

Ahmadi, warga di Kecamatan Sale berpendapat pemerintah mestinya berani menaikkan pajak tambang. Jangan sampai antara operasional armada truk tambang dengan biaya perbaikan kerusakan jalan, tidak sebanding.

“Saya malah khawatir banyak orang luar Kabupaten Rembang yang menikmati hasil tambang dari Kabupaten Rembang, sedangkan warga dan pemerintah di sini kebagian bobroknya jalan. Kalau saya sangat mendukung retribusi maupun pajak tambang dinaikkan 2 atau 3 kali lipat, “ kata Ahmadi. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan