Rembang – Debat antar relawan pasangan calon yang mempertemukan antara pendukung pasangan calon Harno – Bayu, Ki Sigit Ariyanto dengan pendukung pasangan calon Hafidz – Hanies, Ki Gondrong Al Frustasi di Studio R2B Rembang, Kamis malam (26/11) berlangsung cukup sengit. Meski demikian, suasana persaudaraan tetap terasa, karena selama debat keduanya saling memanggil dengan sapaan “dik dan mas”.
Ki Sigit Ariyanto blak-blakan mendukung pasangan calon nomor urut 1, Harno – Bayu, karena menilai Rembang butuh perubahan. Ia tak pernah diajak oleh siapapun untuk menjadi Ketua Relawan Harno – Bayu, namun semata-mata atas kesadaran pribadi.
“Rembang ketinggalan dengan daerah-daerah lain. Ibarat mobil, sudah saatnya ganti sopir. Saya berada di depan, semoga kelak bisa menjadi jembatan untuk kepentingan temen-temen seniman, “ ungkapnya.
Khususnya di bidang seni budaya, ia merasakan selama kepemimpinan Bupati Abdul Hafidz, seni tradisional seperti wayang, kethoprak, dan campursari belum berjalan sesuai harapan.
“Pernah ada wayang rutin tiap bulan. Hanya jalan 3 kali, habis itu saya dan pak Purwadi Samsi (Ketua Pepadi-Red) tombok terus, kemudian terhenti sampai sekarang. Kalau untuk urusan wayang dan seni tradisional, tampaknya kurang tertarik, “ beber warga Tawangsari, Leteh ini.
Sigit yakin di bawah kepemimpinan Harno – Bayu, seni tradisional akan semakin bergerak maju, karena komitmen keduanya sudah teruji selama ini.
“Saat masa pandemi, sudah digelar wayang peduli seniman. Pentas musik virtual juga jalan terus. Saya sangat yakin seyakin-yakinnya, di bawah Harno – Bayu, akan ada pentas tiap bulan. Nggak hanya wayang. Bahkan puteri pak Harno, mbak Harmusa yang jadi DPR RI sudah komitmen sama kita, “ bebernya.
Sementara itu, pendukung pasangan calon nomor urut 2, Ki Gondrong Al Frustasi mengatakan dirinya terang-terangan mendukung Hafidz – Hanies, karena mengetahui ada pasangan yang layak menjadi Bupati dan Wakil Bupati.
“Kalau kita tahu baik, kenapa nggak berani muncul, kenapa kita takut. Ada banyak tokoh yang berpijak di dua kaki, biar selamat. Tapi ini ada kiai dan ulama, rekam jejaknya luar biasa, maka saya memperlihatkan dukungan secara nyata, “ kata warga Desa Pancur Kecamatan Pancur ini.
Dalang bernama Puji Darsono tersebut justru menganggap Harno – Bayu secara tidak langsung sudah menunjukkan kepada masyarakat, bahwa Abdul Hafidz layak menjadi Bupati, mengingat beberapa waktu lalu Harno – Bayu pernah melamar menjadi bakal calon Wakil Bupati, ingin mendampingi Abdul Hafidz.
“Kita nggak usah pusing-pusing milih calon Bupati, dik Sigit. Pak Harno dan pak Bayu, beliau kan sama-sama pernah melamar pak Hafidz. Artinya, yang pantas memimpin Kabupaten Rembang ya pak Hafidz. Ketika mereka (Harno – Bayu-Red) berdiri sendiri, efek ketidakpuasan saja, “ paparnya.
Menurutnya, Hafidz – Hanies sudah menunjukkan keberpihakan kepada kalangan seniman. Tidak hanya seni tradisional, tetapi juga seni budaya lain. Bagi Dalang Gondrong, kemajuan seni budaya jangan mengandalkan pemerintah saja, tapi juga semua pihak, termasuk seniman sendiri.
“Pentas wayang, musik, Gus Hanies juga tidak henti-hentinya pentas virtual. Kalau pak Hafidz dianggap nggak peduli dengan seni tradisional, nyatanya ketua-ketua group kethoprak ikut gabung ke pasangan 02. Pak Gendon cs, pak Baghyo cs, pak Ramin cs, “ ulas Gondrong.
Di akhir talk show, kedua dalang kondang ini menutupnya dengan menggunakan dua tokoh wayang, mengunggulkan pasangan calon masing-masing.
Dalang Sigit maupun Dalang Gondrong juga sepakat pasca Pilkada 09 Desember, kalangan seniman yang sempat berbeda pilihan harus bersatu kembali.
“Nanti syukuran kemenangan Harno – Bayu, biar mas dalang Gondrong saja yang pentas wayang, sebagai simbol persatuan, “ ujar Ki Sigit.
“Saya kira nggak gitu, soalnya yang menang 02. Tanpa disuruh, seluruh seniman akan pentas syukuran di Alun-Alun Rembang, “ jawab Ki Gondrong.
Usai talk show, Dalang Sigit memprediksi angka kemenangan 63 % untuk pasangan Harno – Bayu. Tapi Dalang Gondrong enggan menyebut prosentase kemenangan. Ia lebih memilih Hafidz – Hanies akan menang tebal. (Musyafa Musa).