Rembang – Bagaimana hubungan antara pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 1, Harno – Bayu Andriyanto dengan pasangan calon nomor urut 2, Abdul Hafidz – Hanies Cholil Barro’, setelah mereka bersaing dalam Pilkada ?
Calon Bupati, Harno mengaku hubungannya dengan Abdul Hafidz baik, karena kebetulan sama-sama berasal dari Desa Pamotan. Bahkan ia beberapa kali bersua dengan Hafidz, ketika takziyah ke rumah warga Desa Pamotan yang meninggal dunia.
“Pak Hafidz satu kampung dengan saya di Pamotan. Kalau ketemu ya biasa, guyonan, bercanda soal politik, “ ungkapnya.
Calon Wakil Bupati, Bayu Andriyanto menjelaskan intensitas ketemu memang jarang, karena saat ini sedang berkompetisi. Meski demikian hubungannya dengan Hafidz – Hanies tak ada masalah.
“Terakhir ketemu dengan Gus Hanies pada saat pemeriksaan kesehatan di Semarang, 08 – 09 September lalu. Dengan pak Hafidz kalau kemarin-kemarin ketemu karena tugas ya (Hafidz – Bayu, Bupati dan Wakil Bupati saat ini-Red). Tapi ini karena berkompetisi, dijaga ya. Saya minta, do’akan pak Hafidz nggeh mugo-mugo sukses, ya tak dongakke pak wakil, “ tutur Bayu.
Calon Bupati, Abdul Hafidz mengatakan ketika bertemu dengan Harno dan duduk bersebelahan pada saat takziyah, sempat ngobrol biasa. Bahkan sekilas juga menyinggung tentang Pilkada.
“Saya sama pak Harno dua kali ketemu pas takziyah, duduk jejeran. Banyak orang lihat rukun. Ya memang nggak ada masalah, biasa-biasa saja. Beliaunya tanya, wis thuk ndi pak Hafidz, saya jawab aku durung rampung konsolidasi, “ jelasnya.
Hafidz menambahkan Pilkada jangan sampai memutus persaudaraan, apalagi mengakibatkan permusuhan yang memecah belah umat.
“Kita harus tetap menjaga ukhuwah islamiyah, “ imbuh Hafidz.
Hal senada diungkapkan calon Wakil Bupati, Hanies Cholil Barro’. Ia sendiri terakhir kali ngobrol dengan Bayu Andriyanto, saat ketemu di Semarang.
“Waktu pemeriksaan kesehatan. Guyon-guyon saja dengan mas Bayu, beliau tanya habis ini mau kemana. Kalau sama pak Harno cuma salaman saja, “ kenang Gus Hanies.
Seorang pemerhati politik di Rembang, Rohmat menganggap pemandangan semacam itu, mestinya dapat meluas hingga pendukung di tingkat bawah.
“Beda pilihan itu wajar, yang penting jaga kerukunan. Buat apa sampai harus gontok-gontokan, lha wong tahun 2024 kita sudah coblosan Pilkada Rembang lagi, “ paparnya. (Musyafa Musa).