Rembang – Anggaran droping air bersih untuk tahun ini dialokasikan sebesar Rp 200 Juta, melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan tahun 2020.
Dana sebesar itu diperkirakan memperoleh air sebanyak 1000 tangki, dengan perhitungan Rp 200 ribu per tangki. (Sesuai perjanjian kerja sama dengan PDAM, include jauh dekat lokasi yang dituju-Red).
Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang, Pramujo, Senin (21 September 2020) menjelaskan semula pada APBD induk tahun 2020 sudah disiapkan dana droping air bersih Rp 125 Juta. Namun anggaran tersebut dialihkan untuk penanganan Covid-19.
“Karena waktu APBD induk dialihkan untuk Covid, kemudian kita ajukan lagi melalui APBD Perubahan, “ ungkapnya.
Jika nantinya masih kurang, BPBD akan mengajukan droping air bersih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, sekaligus mengoptimalkan kerja sama dengan sejumlah perusahaan, untuk menggelontorkan dana CSR nya.
“Ya perusahaan, kemudian sektor perbankan, organisasi masyarakat, kami ajak ikut membantu droping air bersih ke desa-desa yang mengalami kesulitan air, “ kata Pramujo.
Pramujo memperinci sejak pertengahan bulan Agustus sampai tanggal 21 September ini, pihaknya sudah menyalurkan air bersih sebanyak 250 tangki. Total terdapat 37 desa yang mengajukan surat tertulis kepada BPBD, meminta bantuan air. Dari hari ke hari, jumlah permintaan bantuan semakin bertambah.
Menurut perkiraan kondisi cuaca, musim kemarau tahun ini hampir sama seperti tahun 2019 atau bahkan dimungkinkan lebih pendek.
“Tahun lalu, kita bulan Juni sudah droping air. Tapi tahun ini dimulai pertengahan Agustus. Kalau prediksi kami, bisa saja lebih pendek, “ imbuhnya.
37 desa yang telah mengajukan bantuan air bersih, tersebar di 12 kecamatan. Sejauh ini, ada 2 kecamatan yang warganya belum meminta bantuan air, yakni Kecamatan Sale dan Kecamatan Sluke. (Musyafa Musa).