Lasem – Sektor koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) mengalami pukulan telak, akibat pandemi Covid-19.
Kondisi itu yang membuat Menteri Koperasi Dan UKM, Teten Masduki keliling ke sejumlah daerah, termasuk mengunjungi Kabupaten Rembang, Sabtu sore (04 Juli 2020).
Teten Masduki singgah ke usaha batik tulis di Desa Sendangasri, Kecamatan Lasem. Usaha milik Parlan ini ikut merasakan imbas pandemi Covid-19. Parlan mengaku sebelum pandemi, jumlah pekerja mencapai 50 orang, tetapi sekarang tinggal 15 orang setiap hari.
“Kita lakukan sistem bergilir. Per hari rata-rata 15 orang. Pekerja lainnya ya banyak bertanya, kapan pak bisa kerja normal lagi, “ ujarnya.
Parlan menambahkan omset penjualan batik tulis menurun tajam, sehingga pendapatan anjlok. Dulu sebelum pandemi, meraup penghasilan bersih per bulan Rp 5 Juta tergolong mudah. Namun saat ini untuk memperoleh Rp 2 Juta saja, sangat kesulitan.
“Batik saya ini alhamdulilah sudah merambah se Indonesia, bahkan keluar negeri. Tapi setelah pandemi, perbedaannya sangat mencolok. Modal sudah menipis. Kebetulan saya pensiunan pegawai negeri, jadi sedikit-sedikit masih bisa tertolong, “ ungkap Parlan.
Menteri Koperasi Dan UKM, Teten Masduki membenarkan untuk usaha mikro, banyak yang gulung tikar. Mereka dikategorikan sebagai kelompok miskin baru, yang perlu mendapatkan bantuan sosial (Bansos). Menurutnya, konsep Bansos bagi UMKM masih terus digodok.
“Kalau yang gulung tikar, nggak bisa lagi dikasih modal, tapi dibansoskan. Konsep Bansos masih akan terus kembangkan, tapi saya belum bicara sekarang, “ tuturnya.
Teten menambahkan selain pembiayaan lewat koperasi, program untuk UMKM dilewatkan perbankan maupun BPR. Diperkirakan butuh anggaran restrukturisasi hingga Rp 78 Triliun. Menurutnya, pemerintah saat ini masih fokus pada program relaksasi pembiayaan, penghapusan pajak UKM dan bantuan modal kerja.
“Saya kira hari ini fokus agar program pemulihan ekonomi berjalan, itu kenapa saya keliling-keliling, “ imbuh Teten.
Sebelum datang ke usaha batik di Desa Sendangasri, Teten Masduki lebih dulu mengunjungi kantor koperasi BMT Bina Ummat Sejahtera (BUS) Lasem. Ia menyerahkan secara simbolis dana pinjaman/pembiayaan untuk koperasi, yang akan diteruskan kepada pelaku UMKM anggota koperasi.
BMT Bus Lasem pada tahun 2019 sudah mendapatkan pembiayaan sebesar Rp 40 Miliar, dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah Kementerian Koperasi & UKM. Kemudian tahun 2020 ini, mengajukan pinjaman lagi sebesar Rp 100 Miliar.
“Untuk tahun 2019 disalurkan kepada 2.700 pelaku UMKM anggota koperasi. Semoga untuk pengajuan tahun 2020, dapat disetujui, “ kata Ketua KSPPS BMT Bus Lasem, Abdullah Yazid.
Pihak LPDB KUMKM Kementerian Koperasi Dan UKM telah merealisasikan pembiayaan koperasi sebesar Rp 237,2 Miliar, dari target penyaluran Rp 1 Triliun sampai akhir tahun 2020, dengan suku bunga 3 % menurun. (Musyafa Musa).