


Pamotan – Pemberangkatan jenazah Yasringah (52 tahun) warga Desa Bangunrejo Kecamatan Pamotan, ketika akan dimakamkan, Selasa pagi (26 Mei 2020) berlangsung dalam suasana duka mendalam.
Tampak Mahfudz terus merangkul isterinya, Wulan, sambil mengusap air mata yang mengalir dari balik pelupuk mata sang isteri.
Yah..pasangan ini baru saja kehilangan anak perempuannya, Putri Mahfuan (03 tahun) dan juga ibunda tercinta, Yasringah (52 tahun), setelah keduanya tertabrak mobil yang dikemudikan Kapolsek Gunem, Senin malam (25/05).
Sementara itu, suami Yasringah, Samadi tampak tegar, meski tatapan matanya kosong. Samadi kepada Reporter R2B menceritakan waktu kejadian di dalam teras rumah ada 3 orang. Ia sendiri, sang isteri dan cucunya, Putri.
“Saya duduk menghadap ke utara, isteri saya duduk menghadap ke timur. Untuk anak saya Wulan dan menantu saya, Mahfudz berada di dalam rumah, “ kata Samadi.
Tiba-tiba dari arah timur melaju kencang mobil, langsung menyeruduk masuk teras rumah. Ia sempat menyelamatkan cucunya yang masih hidup, tapi akhirnya meninggal dunia.
“Kursi saya sempat kena mobil, jatuh. Isteri dan cucu saya lukanya lumayan parah. Yang saya ingat, cucu saya sempat saya gendong. Atas kejadian ini, saya hanya minta diproses seadil-adilnya, “ imbuhnya.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz tampak hadir di rumah duka, Selasa pagi. Ia bahkan memberikan sambutan mewakili pihak keluarga, saat melepas pemberangkatan jenazah. Bupati mengaku kenal dekat dengan keluarga Samadi.
Ia menyebut Almarhumah Yasringah merupakan sosok yang ulet. Selama bulan suci Ramadhan saja, sehabis berbuka puasa, Yasringah berjualan penthol untuk membantu perekonomian keluarga.
“Memperjuangkan kehidupan keluarga, poso-poso direwangi dodol penthol. Bu Yasringah tiyang ingkang taat. Jualannya mbengi, karena piyambake tiyang taat, boten dodolan wayah awan poso. Mugi-mugi husnul khotimah, “ kata Hafidz.
Hafidz menganggap hal yang wajar, ketika keluarga korban sangat berduka. Namun ia berharap jangan berlarut-larut, karena kejadian semacam ini sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa.
“Tangisan boleh-boleh saja, tapi hati jangan sampai melepas dari menerima qodo qodar nya Allah SWT. Ini yang berat, maka saya minta keluarga menerima. Susah nggeh, nangis boten nopo-nopo. Kulo nggeh ndherek susah, “ ujarnya.
Keranda jenazah Yasringah terlebih dulu disholatkan di mushola sebelah barat rumah duka. Setelah itu, keranda jenazah diangkat ke dalam mobil ambulance. Terlihat Kapolres Rembang, AKBP Dolly A. Primanto paling depan mengangkat keranda jenazah.
Mobil ambulance kemudian membawa jenazah Yasringah melaju menuju pemakaman umum Desa Bangunrejo, diiringi ratusan orang pelayat dan dikawal puluhan personil polisi. Sedangkan jenazah Putri Mahfuan, sudah lebih dulu dimakamkan, Senin malam (25/05). (Musyafa Musa).