Terasa Menyakitkan, Perawat Di Rembang Gelar Aksi Keprihatinan
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Rembang, hari Jum’at (10/04) menggelar aksi keprihatinan terhadap peristiwa penolakan pemakaman jenazah perawat di Semarang.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Rembang, hari Jum’at (10/04) menggelar aksi keprihatinan terhadap peristiwa penolakan pemakaman jenazah perawat di Semarang.

Rembang – Belasan perawat di Kabupaten Rembang, Jum’at pagi (10 April 2020) melakukan aksi keprihatinan, menentang sikap warga yang menolak pemakaman jenazah perawat positif Covid-19 di Semarang. Mereka menganggap tindakan tersebut sangat menyakitkan, karena perawat sudah bertaruh nyawa menangani pasien korona.

Aksi solidaritas perawat berlangsung di kantor DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Rembang, yang lokasinya di sebelah tenggara Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R. Soetrasno Rembang.

Dalam aksi tersebut, pengurus PPNI Kabupaten Rembang menyuarakan sikap dengan berdiri membawa poster, sambil tetap menjaga jarak satu sama lain, sesuai anjuran pemerintah.

Poster berisi permintaan untuk mendukung perawat, selama bekerja menangani pasien Covid-19. Mereka sangat menyesalkan kejadian jenazah seorang perawat perempuan Rumah Sakit Kariadi Semarang, ditolak pemakamannya oleh masyarakat.

Ketua PPNI Kabupaten Rembang, Tabah Tohamik mengakui peristiwa tersebut sangat melukai hati para perawat, karena perawat berada di garda terdepan dalam menangani pasien Covid-19. Ia mengajak masyarakat mengedepankan akal sehat, dalam melawan virus Covid-19.

“Kami mengucapkan innalilahi waiinailahi roji’un, atas wafatnya saudara kami dalam rangka merawat pasien korona. Namun saat akan dimakamkan, justru ditolak. Makanya kami menggalang persaudaraan, untuk mendukung saudara kita yang terkena musibah, “ kata Tabah.

Meski demikian, Tabah mengimbau para perawat di Kabupaten Rembang jangan melakukan aksi mogok kerja, guna menyikapi peristiwa di Semarang.

“Perawat sudah bekerja di luar batas kewajaran saat ini, siang malam, berada di dekat pasien. Di kala orang lain bisa bekerja di rumah, kami terus berada di dekat pasien. Saya himbau perawat tetap semangat dan tetap bekerja seperti biasa, demi kemanusiaan, “ tandasnya.

Dengan kerja sama antara pemerintah dan aparat, Tabah berharap peristiwa di Semarang tidak akan terjadi lagi di tempat lain.

“Kalau memang ada petugas medis mengalami seperti ini, mohon dukungannya, “ imbuh Tabah.

Dalam aksi ini, Persatuan Perawat Nasional Indonesia Kabupaten Rembang mendesak Kapolda Jawa Tengah, menindak pelaku provokator yang menolak pemakaman jenazah perawat pejuang Covid-19. Apalagi penolakan terjadi di 3 lokasi makam, hingga akhirnya jenazah dikebumikan di pemakaman keluarga besar pahlawan dr. Kariadi Semarang, Kamis malam (09/04).

Selama aksi berlangsung di kantor PPNI Kabupaten Rembang, tampak perawat mengenakan pita hitam di lengan kanan, sebagai simbol rasa duka mendalam. Terlihat pula sejumlah aparat Polres memantau kegiatan tersebut. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan