“Pusatnya Ibadah Di Ka’bah Saja Tutup, Masak Kita Di Sini Keta Kete…”
Waspada corona, petugas security PT. Semen Gresik Pabrik Rembang mengecek kondisi suhu tubuh para pekerja. (Foto atas) Bupati Rembang, Abdul Hafidz.
Waspada corona, petugas security PT. Semen Gresik Pabrik Rembang mengecek kondisi suhu tubuh para pekerja. (Foto atas) Bupati Rembang, Abdul Hafidz.

Rembang – Himbauan pemerintah kepada umat Islam untuk sementara waktu tidak sholat berjamaah di mushola maupun masjid, sama sekali tak bermaksud ingin menentang agama Islam.

Bupati Rembang, Abdul Hafidz memohon kalau muncul anggapan semacam itu, lekas dibuang jauh-jauh. Menurutnya, kondisi saat ini banyak negara melawan virus corona, tidak memperhitungkan di daerah tersebut ada atau tidak yang positif corona, tetapi semua masyarakat harus waspada.

Maka akan lebih baik apabila umat Islam sholat berjamaah di rumah dulu. Kegiatan di mushola maupun masjid dihindari selama 14 hari, guna memutus mata rantai potensi penularan virus corona.

“Bukan bicara iki nular opo ora nular, ono opo ora ono sing positif, saya ingin tidak ada pro kontra. Kalau terdengar suara, jemaah kok ora oleh, iki negoro nentang agomo. Bukan begitu. Opo jemaah ya kudu ning Mesjid, kan bisa jemaah ning omah. Kira-kira seperti itu, “ kata Bupati.

Abdul Hafidz mencontohkan di Ka’bah saja yang menjadi pusatnya ibadah umat Islam seluruh dunia, juga ditutup. Ia berharap kepada Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) maupun Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Rembang, untuk memberikan pemahaman kepada umat, ibadah sholat berjamaah di rumah dulu, sebagai bentuk mentaati arahan pemerintah.

“Ka’bah saja ditutup, setidaknya lihat itu masyarakat akan sadar. Masak kita yang di sini masih keta-kete. Jadi saya mohon berjamaah di rumah, di rumah, di rumah. Saya kira lebih arif bijaksana sebagai anak bangsa, mentaati perintah kepala negara kita, “ tandasnya.

Mengacu data Dinas Kesehatan, belum ada satu pun warga Kabupaten Rembang positif terpapar virus corona. Hanya 1 pasien dalam pengawasan (PDP), karena setelah dari daerah terpapar corona, mengalami gejala mencurigakan. Sedangkan puluhan orang dalam pantauan (ODP), sepulang dari daerah maupun negara yang terjangkit corona. Mereka yang masuk ODP dalam kondisi sehat. (Musyafa Musa).

News Reporter

1 thought on ““Pusatnya Ibadah Di Ka’bah Saja Tutup, Masak Kita Di Sini Keta Kete…”

Tinggalkan Balasan